Ibu Margareta atau Ibu Eta, Pustakawati SD Inpres Bhoanawa 1 bersama Pengawas SD, Bapak Yasin Hamzah saat mengajarkan merawat buku yang rusak.

“Bagi saya, menjadi pustakawan itu sangat penting perannya. Selain bertugas menjaga perpustakaan, juga turut andil dalam kegiatan yang dilakukan di perpustakaan, seperti kegiatan membaca. Pustakawan juga mengingatkan guru untuk melakukan jam kunjung perpustakaan yang sudah dijadwalkan, mengingatkan siswa tentang peraturan perpustakaan, memberitahukan kepada siswa tentang jenjang buku, bagaimana melakukan peminjaman dan pengembalian buku. Sering juga saya bertanya kepada siswa-siswi, ‘kalau buku dipinjam bawa pulang ke rumah, kamu baca sama siapa?’ Mereka pun jawab, ‘Baca sama Mama atau Papa.'” Senyum mengembang dari wajah Ibu Margareta sembari bercerita tentang siswanya dan perpustakaan yang dicintainya.

Perpustakaan dan Pustakawan

Ibu Nursiah, Pustakawati SD Inpres Ende 7 sedang merapikan buku-buku yang terpajang di rak buku agar mudah diakses oleh siswa-siswi.

Bagi seorang guru, tidak mudah untuk mengajar siswa jika tidak memiliki bekal atau kemampuan mengajar. Begitu juga saat memutuskan menjadi pustakawan. Mereka akan mengalami kesulitan untuk mengelola perpustakaan jika tidak melalui pelatihan.

Program Perpustakaan Ramah Anak dari Room to Read yang diadopsi oleh Taman Bacaan Pelangi untuk membangun akses buku di wilayah Indonesia Timur ini juga memberikan pelatihan khusus kepada mitra Taman Bacaan Pelangi, yaitu pihak sekolah. Sekolah yang bekerjasama dengan Taman Bacaan Pelangi perlu menyediakan tenaga pustakawan yang akan bertanggung jawab dalam pengelolaan perpustakaan serta membantu berjalannya program perpustakaan ramah anak.

Ibu Nursiah, Pustakawati SD Inpres Ende 7 yang sedang memerikan identitas buku yang akan dipinjam oleh siswa-siswi.

Pustakawan diberi pelatihan mengenai jenis-jenis buku pencatatan, yaitu Buku Induk, Buku Peminjaman, Buku Kegiatan Membaca, dan Buku Kunjungan. Selain itu juga, mereka perlu mengetahui dan mendalami mengenai konsep perpustakaan ramah anak, yakni perpustakaan yang membuat anak merasa aman dan nyaman untuk membaca buku-buku cerita anak yang akan tersedia di masing-masing perpustakaan sekolah. Salah satu konsep kenyamanan anak adalah pentingnya perilaku dan sikap orang dewasa saat berhadapan dengan siswanya. Dengan keramahan, kepedulian, dan terciptanya interaksi positif antara orang dewasa (Kepala Sekolah, Guru dan Pustakawan) dengan anak-anak untuk mendorong siswa mengenal buku, mau membaca buku, sering membaca buku, hingga akhirnya menikmati membaca buku.

Pemberi Jalan Untuk Mencintai Buku

Ibu Eta, Pustakawati SD Inpres Bhoanawa 1 yang sedang memberikan penjelasan mengenai pengelolaan perpustakaan kepada Pengawas SD, Bapak Yasin Hamzah dalam kunjungan pendampingan perpustakaan.

Meski sudah mendapatkan pelatihan tentang pengelolaan perpustakaan, ternyata saat menjalankan peran itu tidaklah mudah. Saat awal menjalani peran sebagai pustakawan, ada yang sudah menganggap pekerjaan itu membosankan, hanya duduk saja menunggu anak-anak membaca dan pinjam buku. Ada juga yang kewalahan karena ternyata tidak semuanya memiliki waktu khusus untuk menjadi pustakawan (berperan ganda, menjadi guru dan pustakawan) sehingga harus mengorbankan salah satu pekerjaan itu, dan seringnya tugas pustakwanlah yang dikorbankan.

Tapi, di balik itu semua, ketika sudah berproses beberapa jelang, mereka akhirnya menyadari pentingnya menjadi seorang pustakawan. Bahkan diantara mereka ada yang bersedia menjadi pustakawan karena ternyata pekerjaan itu sangatlah menyenangkan.

Kerjasama Pustakawan dengan Guru dalam memperbaiki buku yang rusak. Menjaga perpustakaan tidak hanya tanggung jawab Pustakawan, namun semua warga sekolah harus terlibat. Dari kiri ke kanan : Bapak Ralam (guru), Bapak Klementinus (pustakawan), Bapak Vitalis (guru) dan Bapak Simplisius (guru).

Seringkali pustakawan lebih tahu nama-nama siswa dari semua kelas, dibandingkan dengan guru-guru yang hanya mengenal siswa-siswi di kelasnya. Ketika berinteraksi dengan siswa-siswi yang sedang meminjam buku pun, pustakawan juga mengingatkan kepada siswa dengan keramahannya untuk mengembalikan tepat waktu, dan selalu mengajarkan tentang pentingnya kejujuran bahwa bukunya meski rusak tapi kembali ke tangan pustakawan, dibandingkan bukunya dikatakan hilang entah kemana.

Ibu Johrah, Pustakawati SD Inpres Paupanda 2 yang saat ini sedang hamil 8 bulan, namun tidak menyurutkan semangatnya untuk tetap menjadi pustakawati sebelum cuti melahirkan. Bahkan sebelum cuti melahirkan, Ibu Johrah sudah memberikan orientasi kepada guru pengganti yang akan menjadi pustakawati sementara di perpustakaan.

Meski dalam hati sedikit kesal, namun para pustakawan tahu mana yang lebih penting. Lebih baik buku rusak karena sering dibaca oleh siswa-siswi dibandingkan buku terpajang rapi dan mulus tanda tak pernah ada yang menyentuhnya.

Pustakawan adalah pemberi jalan untuk siswa-siswi mencintai buku. Dari pustakawan berkenalan dengan buku anak, hingga selanjutnya kepedulian pustakawan yang melihat anak-anak melihat buku dengan mata berbinar-binar dan mulai menggumamkan tulisan yang dibacanya. Rasa haru dan bahagia ketika selama beberapa waktu anak sering membaca di perpustakaan dan sering meminjam buku, dan semuanya membuahkan hasil. Siswa-siswi jadi lebih percaya diri ketika bercerita karena memiliki kosakata yang banyak, serta terlihat juga dari hasil pembelajarannya di kelas. Di beberapa sekolah yang bermitra dengan Taman Bacaan Pelangi pun melihat proses perubahan hasil pembelajaran itu, mengatakan bahwa semua ini selain karena tersedianya buku-buku anak yang berkualitas, juga karena perilaku dan sikap orang dewasa yang mengelolanya dengan baik.

Tetaplah bersemangat dan berjuang terus sebagai Pemberi Jalan Bagi Siswa-Siswi Untuk Mencintai Buku.

.

Ende, Maret 2019

Gils.

 

Bapak Ibrahim, Pustakawan SD Inpres Paupanda 1 bersama Kepala SD Inpres Paupanda 1, Ibu Asma M. Saleh sedang bekerjasama untuk memperbaiki buku yang rusak.
Ibu Imelda, Pustakawati SD Katholik Ende 8 dibantu oleh Guru Kelas 3, Ibu Fitri, bersama-sama memperbaiki buku yang rusak dan memberi nomor induk pada buku baru.
Bapak Somanuel, Pustakawan SD Negeri Ende 5 sedang memastikan identitas buku yang akan dipinjam oleh siswi dan mencatatnya di buku peminjaman.
Bapak Boni, Pustakawan SD Inpres Ndona 4 sedang merekap jumlah kegiatan membaca yang telah dilakukan pada bulan sebelumnya. Buku Daftar Kegiatan Membaca pun diberi warna-warni seperti pelangi.
Pak Somanuel, Pustakawan SD Negeri 5 sedang memeriksa buku yang baru datang, mencatat nomor induk buku baru dan memberikan stiker penanda jenjang.