Selain terus memberikan akses buku bacaan berkualitas, Taman Bacaan Pelangi juga menyelenggarakan workshop peningkatan literasi #BebasButaHuruf yang bertempat di Hotel Exotic, Labuan Bajo pada tanggal 24-25 Juli 2017. Workshop ini dihadiri oleh 15 guru yang mengajar kelas 1 sampai 3 yang berasal dari SDI Merombok, SDN Ranggawatu, SDI Namo dan SDI Beci.

 

Workshop ini dapat terselenggara berkat dukungan semua masyarakat Indonesia secara luas melalui penggalangan dana di KitaBisa.com. Workshop ini dibuka langsung oleh Kepala Dinas Pendidikan Manggarai Barat, bapak Magol Marten dan pendiri Taman Bacaan Pelangi, Kak Nila Tanzil. Bapak Marten menyampaikan bahwa pentingnya kerja keras guru dalam mendukung program ini agar semua murid-murid kelak mempunyai kemampuan membaca yang lebih baik. Selain itu, Pak Marten juga menyampaikan rasa terimakasih kepada Taman Bacaan Pelangi atas komitmennya terhadap pendidikan di Manggarai Barat.

Bapak Marten dan Kak Nila Tanzil membuka workshop #BebasButaHuruf

 

Dalam kegiatan ini, Taman Bacaan Pelangi bekerja sama dengan Yayasan Kristen Wamena. Yayasan Kristen Wamena selama 8 tahun telah berhasil menyusun Buku Kontekstual Papua untuk membantu anak-anak di Indonesia Timur semakin lancar membaca dan menulis. Buku kontekstual Papua dibuat untuk menjembatani para peserta didik untuk semakin lancar membaca. Dalam 2 hari workshop, Kak Netha Boseren menjadi fasilitator juga sangat bersemangat dalam mengajar dan membimbing para guru. Kak Netha menyatakan sangat senang dapat membantu guru-guru di pulau Flores. Kak Netha bersemangat terbang dari Wamena selama 2 hari untuk bertemu guru-guru di Flores.

 

Dalam workshop ini Kak Netha memberikan penguatan materi tentang penyadaran fonetik, membaca, kosakata, kelancaran, pemahaman dan membaca tingkat tinggi. Selain itu juga ada materi tentang memberikan umpan balik dan membuat dinding bahasa.

 

Guru-guru juga mendapatkan materi tentang mengajar melalui visual, pendengaran, perasaan dan gerakan. Dalam hal ini setiap materi literasi juga akan dilengkapi dengan permainan, gerakan, lembar kerja dan lagu. Yang menarik, dalam workshop ini guru-guru juga berkesempatan untuk praktek mengajar dengan materi yang sudah diajarkan.

Kak Netha dari Yayasan Kristen Wamena bersama guru-guru berlatih gerak huruf

Ibu Hildegardis Inas, yang biasa dipanggil Ibu Hilde, dari SDI Namo menyadari bahwa kemampuan membaca beberapa muridnya masih kurang sehingga pelatihan ini sangat bermanfaat.

“Materinya yang disampaikan juga sangat lengkap, dengan bahasa yang sangat sederhana, disertai dengan media, gambar, dan lagu yang sangat sesuai dengan kondisi di lapangan”, kata bu Hilde.

Guru-guru senang bermain kata awalan

Workshop ini sungguh membuat guru-guru antusias dalam belajar kembali.

Ibu Yovita sedang demonstrasi mengajar murid-murid membaca dan menyanyi lagu

Hampir semua guru yang hadir menyampaikan bahwa salah satu kendala di SD mereka adalah hampir semua murid masuk kelas 1 tanpa TK dan PAUD sehingga hampir semua murid tidak mengenal huruf sama sekali. Sehingga dengan adanya workshop ini, persoalan tersebut dapat teratasi karena buku kontekstual Papua ini bahasanya sangat sederhana.

 

Ibu Yovita dari SD Rangga Watu, menambahkan bahwa murid-murid di SD ketika baru masuk sekolah masih belajar cara untuk memegang pensil sehingga kemampuan murid-muridnya masih kurang. Pelatihan ini, lanjutnya, akan sangat membantu murid-murid di SDN Rangga Watu dan keberadaan buku kontekstual Papua sangat sesuai dengan kondisi di SD di Manggarai. Pernyataan yang sama juga disampaikan oleh semua guru yang mengikuti workshop ini. Guru-guru sangat antusias dalam setiap sesi yang dibawakan oleh Kak Netha.

Guru-guru semangat bermain kartu kosa kata

Bapak Carolus Masri dari SDI Merombok dalam diskusinya dengan Kak Dewi Analis dari Taman Bacaan Pelangi mengatakan bahwa pelatihan ini sangat berkesan dan menarik. Dalam perjalanan karirnya menjadi seorang guru selama 30 tahun, dia mengatakan workshop ini sangat berguna, menarik dan workshop ini adalah workshop yang paling berkesan baginya. Wah… Kak Dewi menjadi sangat terharu mendengarnya. Hal ini tentu saja membuat kak Dewi dan tim Taman Bacaan Pelangi sangat senang.

 

Dengan antusiasme guru-guru dan peran mereka untuk terlibat secara aktif, komitmen kepala sekolah dan masyarakat sekitar dan dukungan penuh dari dinas pendidikan, diharapkan program peningkatan literasi ini berjalan lancar dan sukses.

 

Mari terus tingkatkan minat baca di Indonesia Timur!

 

Mari terus dukung program #BebasButaHuruf

 

 

Adhimas Wijaya

Labuan Bajo