SDI Macan Tanggar bisa ditempuh sekitar 1,5 jam dari Labuan Bajo, ibu kota kabupaten Manggarai Barat. Medan menuju sekolah ini berupa jalanan aspal yang terkelupas dan berbatu serta menanjak. Sekolah ini berada diatas puncak bukit melewati perkampungan transmigran lokal asal NTT.

Pada musim hujan, sekolah ini hanya bisa ditempuh dengan kendaraan 4 wheel drive karena tebal dan dalamnya lumpur di jalanan. Sekolah ini masih belum teraliri listrik dan sinyal seluler hanya ada di beberapa tempat. “Sekolah ini adalah sekolah terpencil meskipun letaknya berada di jantung ibu kota kabupaten Manggarai barat” tutur kepala sekolah SDI Macan Tanggar, Maximus Mujur.

Hari selasa pagi, cuaca cerah yang menambah keceriaan pembukaan perpustakaan ke 45 Taman Bacaan Pelangi di SDI Macan Tanggar, kecamatan Komodo, Kab. Manggarai Barat. Rombongan yang hadir adalah Pendiri Taman Bacaan Pelangi Ibu Nila Tanzil, perwakilan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia bidang literasi yang diwakili oleh Ibu Dewi Utama Fayza, perwakilan dari Room to Read yang dihadiri oleh Bapak Syaifullah serta perwakilan dari Dinas Kepemudaan dan Olahraga Manggarai Barat yang dihadiri oleh pak Adi kepala UPTD Kec, Komodo.

Kami disambut oleh barisan pasukan kecil dari Macan Tanggar. Senyum merekah dan binar mata mereka adalah masa depan bangsa ini. Anak – anak dengan rapi berbaris sesuai dengan kelas. Kemudian, salah satu guru perempuan maju ke depan dan memimpin anak-anak untuk menyanyikan beberapa lagu – lagu nasional dan daerah Manggarai Barat. Kemeriahan dalam barisan ditutup dengan yel-yel yang membakar semangat untuk terus belajar.

Anak – anak di SDI Macan Tanggar menyambut rombongan TBP dengan lagu – lagu dan yel – yel.

Setelah disambut oleh keceriaan anak-anak, kami disambut secara adat oleh para tokoh adat di desa Macan Tanggar. Upacara adat ini adalah sebuah ritual untuk menyambut tamu sebagai bentuk apresiasi dan sebagai pertanda jika para tamu sudah menjadi bagian dari masyarakat Manggarai Barat. Upacara ini ditandai dengan adanya bir atau tuak dari pohon enau, ayam kampung berwarna putih, rokok dan uang. Para ketua adat berbicara dalam bahasa Manggarai yang mempunyai arti selamat datang dan selamat menjadi bagian dari kami.

Para tokoh masyarakat adat di Desa Macan Tanggar melakukan upacara penyambutan khas Manggarai.

Menurut kepala sekolah, anak- anak dan guru sudah berlatih selama beberapa minggu untuk mempersiapkan beberapa tarian tradisional dan juga membaca puisi untuk menyambut rombongan Taman Bacaan Pelangi. Orang tua dan masyarakat pun ikut berkolaborasi dalam membuat acara pembukaan perpustakaan ini. Anak – anak dengan baju adat khas manggarai lengkap dengan aksesorisnya sibuk mempersiapkan diri. Sementara itu, orang tua dan guru sibuk untuk mempersiapkan hidangan dan juga minuman.

Anak – anak sedang menari “Karuku Alu” tarian khas Manggarai sebagai ucapan syukur kepada Tuhan.

6 bulan lalu, saya melakukan survei seleksi sekolah untuk program pengembangan perpustakaan Taman Bacaan Pelangi di SDI Macan Tanggar. Perpustakaan ini dulunya adalah sebuah ruang kelas kosong yang terbengkalai. Kemudian, Taman Bacaan Pelangi hadir mendampingi SDI Macan Tanggar untuk memiliki perpustakaan ramah anak dan menyenangkan. Dengan komitmen  dan kolaborasi luar biasa dari seluruh stakeholder pendidikan di desa Macan Tanggar akhirnya perpustakaan Taman Bacaan Pelangi dapat berdiri di sekolah ini.

Ruaagan kelas yang terbengkalai sebelum dijadikan perpustakaan Taman Bacaan Pelangi

Sekarang anak – anak di SDI Macan Tanggar sudah mempunyai perpustakaan ramah anak serta menyenangkan. Didalamnya ada ratusan buku cerita yang penuh dengan sumber pengetahuan dan juga inspirasi untuk bermimpi.

Perpustakaan Taman Bacaan Pelangi di SDI Macan Tanggar

 

Senyum anak – anak di SDI Macan Tanggar adalah masa depan bangsa ini.

Anak – anak di SDI Macan Tanggar bersiap untuk membuka cakrawala dan mengubah dunia menjadi lebih baik melalui buku. Selamat membaca dan mulailah berani bermimpi!.

 

Wicaksono

Macan Tanggar, 21 Februari 2017.