“Perpustakaan menjadi inspirasi bagi Raina untuk memperkaya ide dan kosa kata lewat buku-buku cerita anak yang ada di dalamnya, sehingga Raina bisa merangkai tulisan yang apik dan menarik bagi calon pembacanya nanti (dalam hal ini juri). Raina sering berkunjung ke perpustakaan, bahkan di luar jadwal jam kunjung, saat guru ada kegiatan dinas luar juga biasanya mereka (Raina dan teman satu kelasnya) berkunjung ke perpustakaan.”
Maria Mathildis Raina Eka Putri yang sekarang sudah naik di kelas VI A di SDI Tibakisa pernah mengikuti lomba menulis cerpen pada tahun 2023, mewakili sekolah di tingkat gugus sekolah. Namun sayangnya, perjalanannya harus terhenti di tingkat gugus saja, Raina, begitu panggilan akrabnya, belum berkesempatan untuk mewakili di tingkat berikutnya.
Satu tahun kemudian, tak disangka anak yang bercita-cita menjadi dokter karena terinspirasi dari Mamanya ini kembali ditunjuk untuk mengikuti lomba cerpen di tingkat gugus mewakili sekolah. Awalnya Raina tidak mau, karena cemas akan kembali menelan kepahitan seperti tahun lalu, namun Wali Kelas Raina yang juga berperan sebagai pendamping untuk lomba cerpen kali ini tetap berusaha meyakinkannya untuk kembali mencoba.
Yakobus Ede Pawe, S.Pd., sebagai Wali Kelas Raina, akhirnya berhasil meyakinkan Raina yang saat itu duduk di bangku kelas VA dan bertekad untuk mendampingi Raina selama proses belajar membuat cerpen sebagai perwakilan sekolah. Di bawah dukungan dan dampingannya Raina mulai menemukan titik terang, cerita yang dibuatnya kini semakin berisi dan menarik minat juri, hingga mengantarkannya sampai ke tingkat kabupaten, sebagai salah satu perwakilan dari Kecamatan Boawae dalam Lomba Literasi dan Numerasi tingkat sekolah dasar untuk mata lomba menulis cerpen.
Lalu, apa sebenarnya yang membuat Raina kini berhasil melangkah lebih jauh lagi dalam perjalanannya di lomba cerpen?
Pak Yos, begitu biasa beliau disapa, sebagai Wali Kelas Raina berperan besar dalam hal ini. Beliau masih memperhitungkan Raina untuk kembali menjadi perwakilan sekolah dalam lomba cerpen karena beliau masih punya harapan bahwa Raina bisa berkembang.
“Sebelumnya seleksi dulu tingkat sekolah, ada 5 anak yang diseleksi tulisannya (hasil cerpen yang dibuat). Nilai tertinggi punya Raina. Raina bagus karena dia punya banyak referensi kosa kata yang bagus, sehingga ceritanya tidak monoton dan berulang. Raina punya pengalaman yang banyak juga. Banyak tahu kosa kata yang anak lain belum tahu. Ditambah lagi sering ke perpustakaan.” ungkap Pak Yos.
Selama proses mengikuti lomba cerpen, Raina tak lepas dari dampingan Pak Yos. Untuk membantu mengembangkan ceritanya Raina berusaha menggali pengalamannya selama ini dan menambah referensi dari perpustakaan. Iya benar, perpustakaan di SDI Tibakisa yang sekarang sudah berubah menjadi perpustakaan ramah anak. Banyak buku koleksi baru yang lebih menarik di dalamnya, dari cerita bergambar hingga komik anak pun ada, bahkan buku pengetahuan yang dibalut dalam cerita menarik sehingga lebih mudah untuk dimengerti siswa juga tersedia di sana. Tak heran, mulai banyak siswa yang melirik bahkan menancapkan diri di sana di jam istirahat. Dan di sanalah Raina mendapatkan tambahan sumber inspirasinya dalam memoles ceritanya. Raina yang memang sebelumnya sudah suka berkunjung ke perpustakaan jadi semakin intens mengunjungi perpustakaan untuk mengasah imajinasinya dalam menulis cerita yang lebih menarik dan seru dibandingkan sebelumnya melalui berbagai buku koleksi yang ada di perpustakaan sekarang ini.
Pendampingan dari Pak Yos dan usaha Raina membuahkan hasil, cerpen bertema kesehatan yang ditulisnya dalam lomba di tingkat gugus membawanya berlanjut ke tingkat kecamatan. Perlahan kecemasan Raina mulai runtuh, dia berhasil satu langkah lebih maju dibandingkan tahun lalu. Kini Raina bersiap untuk berlatih merangkai cerita yang lebih baik lagi untuk berlaga di tingkat kecamatan.
Di rumah, ternyata Raina juga mendapat dukungan penuh dari Ayahnya yang ternyata dulu pernah ikut lomba cerpen juga dan berhasil tembus di tingkat provinsi. Ayahnya membantu Raina dalam pemilihan kata yang baku dan bagus agar ceritanya lebih menarik dan berwarna lagi. Memang semesta mendukung, dukungan dari semua pihak (orang tua, guru, dan sekolah) menguatkan kemampuan Raina dalam menghasilkan karya yang kini membawanya berlaga ke tingkat kabupaten.
Selain dukungan dari orang terdekat dan pendampingan di sekolah, fasilitas yang disediakan di sekolah juga turut serta berperan dalam mengembangkan cerita yang dibuat Raina. Dengan membaca buku-buku yang ada di perpustakaan saat ini, diakui Pak Yos membantu Raina mengembangkan kosa kata dan imajinasinya dalam membuat alur cerita yang menarik hingga menjadi rangkaian cerita yang apik. Tak hanya Raina, diakuinya ketika anak-anak lain di kelasnya memiliki imajinasi yang didapatkan melalui buku-buku yang penuh gambar, hal ini membuat mereka lebih sering berpikir dan lebih mudah membayangkan cerita yang mereka baca di buku. Selain itu juga kosa kata dan pengetahuan anak bertambah. Tak hanya itu, dengan seringnya mereka membaca, seiring waktu kepercayaandiri anak-anak pun tumbuh, apalagi sejak guru memperkenalkan kegiatan membaca nyaring di jam kunjung. Karena dalam membaca nyaring ini anak-anak diajak untuk terlibat dalam kegiatan membaca secara langsung melalui pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru dan bagaimana mereka menirukan suara yang disertai dengan gerakan menarik dalam cerita.
Sebagai Wali Kelas dan orang yang mendampingi Raina selama proses latihan merangkai cerita tentunya ada kebanggaan dalam hati Pak Yos. Raina yang dulu masih belum berhasil melangkah di titian pelangi, kini perlahan melangkah ke dalam titian pelangi yang dulu didambakannya. Berawal dari seleksi sekolah, dan berhasil menempati urutan pertama di tingkat Gugus sekolah sehingga bisa berkesempatan lanjut di tingkat kecamatan. Di kecamatan Raina berhasil menyabet posisi kedua, yang berarti membawanya menjadi salah satu perwakilan di tingkat kabupaten.
“Perpustakaan yang sekarang lebih bagus, lebih terawat, dan lebih menyenangkan untuk datang membaca dan meminjam buku. Sekarang lebih nyaman. Saya harap semua anak bisa membaca dengan lancar (dengan adanya perpustakaan ramah anak yang sekarang ini). Juga bisa seperti saya, bisa ikut lomba cerpen, bisa sampai ke kabupaten, ataupun bisa lebih dari kabupaten, pokoknya mereka bisa pintar”, ungkap Raina yang menyukai buku Sehari Menjadi Petani karena berisi petualangan yang menyenangkan di sawah.
Walaupun belum menjadi yang pertama di tingkat Kabupaten, namun Raina berhasil menjadi yang pertama di sekolahnya dan sekolah-sekolah satu gugusnya. Usahanya kini membuahkan hasil berkat kegigihannya serta dampingan dari guru, sekolah, dan bahkan orang tua. Buku koleksi perpustakaan ramah anak juga menjadi sarana pendukung bagi Raina dalam mengasah kemampuannya menjalin cerita yang lebih segar dan menarik. Harapan Raina untuk teman-temannya juga menjadi harapan kita semua untuk anak Indonesia, mereka bisa pintar dan mewujudkan semua mimpinya dengan mengarungi buku-buku di perpustakaan yang tentunya menarik dan sesuai dengan kemampuan membaca mereka. Taman Bacaan Pelangi yakin, dengan menyediakan fasilitas buku bacaan anak yang bermutu, maka anak Indonesia akan semakin mencintai buku dan membaca, hingga satu persatu dari mereka bisa mewujudkan mimpi-mimpi yang mereka jalin. Satu buku, sejuta harapan untuk anak Indonesia. Mari kita bersama tumbuhkan minat baca anak Indonesia.