Sejak bulan Juni 2023, pendampingan dan intervensi langsung di SDK Nggolonio sudah usai. Sejak saat itu pula pihak sekolah melakukan kegiatan rutinitas perpustakaan mereka secara mandiri tanpa adanya intervensi langsung dari pihak Taman Bacaan Pelangi.

Sudah genap setahun, bagaimana kabar perpustakaan sekolah mereka hari ini? Berikut beberapa poin yang bisa kami refleksikan setelah mendengarkan dan menyaksikan langsung kabar dari perpustakaan SDK Nggolonio, Kabupaten Nagekeo, NTT.

Guru kelas 5 mendampingi siswanya membaca berpasangan di perpustakaan

Di SDK Nggolonio, guru-guru sudah memiliki inisiatif dan kesadaran penuh untuk melakukan kegiatan membaca bersama siswa mereka di perpustakaan. Setiap guru kelas akan menemani siswa mereka untuk melakukan berbagai jenis kegiatan membaca, seperti kegiatan membaca mandiri, bersama, berpasangan, hingga membaca nyaring. Seluruh kegiatan ini dilakukan dengan durasi seminggu sekali. Di luar jam tersebut, seluruh anak boleh masuk kapan pun mereka mau asal tidak mengganggu jam pelajaran mereka. Meskipun dengan gempuran banyaknya administrasi sekolah yang harus diselesaikan para guru, mereka tetap melakukan ini dengan konsisten. Inisiatif ini tentunya tidak terlepas dari ketekunan kepala sekolah, Ibu Prisca Yusnita Padang atau akrab disapa Mama Prisca, untuk aktif mendukung para guru.

Selanjutnya, untuk terus menjaga keberlanjutan, Mama Prisca bersama pustakawan dan  para guru telah mengalokasikan dana sebesar 1 juta rupiah untuk membeli buku bacaan anak. Tahun 2023 lalu, mereka telah berhasil melakukan pembelian buku secara mandiri kurang lebih sebanyak 10 buah buku besar untuk kegiatan membaca bersama anak-anak di perpustakaan. “Tahun 2024 ini, kami sudah menganggarkan dana 3 juta rupiah untuk menambah koleksi buku di perpustakaan sekolah dan sementara dalam proses belanja. Pembelian buku ini, akan kami lakukan secara konsisten hingga tahun-tahun kedepannya,” ujar Mama Prisca.

Ibu Yeni, pustakawati SDK Nggolonio sedang melayani anak anak meminjam buku di perpustakaan

Selain melakukan pembelian buku, Mama Prisca, pustakawan, dan para guru mulai melakukan inovasi peningkatan literasi di sekolah. Tepat tanggal 2 Mei 2024 kemarin, pada peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), mereka menggelar lomba literasi antar kelas. Setiap kelas memiliki perwakilannya masing-masing. Salah satu kegiatan yang dilombakan adalah kegiatan membaca nyaring. Aktivitas ini tentunya dilakukan dengan maksud untuk menjaga semangat anak-anak agar terus aktif melakukan kegiatan membaca dan meminjam buku di perpustakaan. Dengan adanya lomba ini, pihak sekolah berharap dapat mengasah kreativitas anak, terutama dalam bidang literasi.

Salah satu siswa SDK Nggolonio membaca buku untuk teman temannya di perpustakaan

Seluruh kreativitas yang dilakukan kepala sekolah dan para guru mulai menghasilkan buah yang manis. Berdasarkan hasil Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) yang dilakukan pemerintah tahun 2022, SDK Nggolonio masih mendapatkan capaian sedang. Kabarbaiknya, dari hasil AKM tahun 2023, SDK Nggolonio kini sudah mencapai predikat literasi baik. “Anak-anak kelas 1 di sekolah kami sudah lancar membaca, yang biasanya mereka bahkan sampai kenaikan ke kelas 2 pun masih banyak yang belum bisa membaca. Salah satu yang mendukung keterampilan membaca mereka adalah konsistensi guru wali kelas mereka, Ibu Skolatika, yang selalu  memotivasi anak-anak perwaliannya untuk aktif mengunjungi perpustakaan,” ungkap Mama Prisca.

Ibu Skolastika mendampingi siswa kelas 1 membaca di perpustakaan

Dengan semangat dan dedikasi yang terus menyala dari seluruh staf dan dukungan penuh dari Mama Prisca, SDK Nggolonio berhasil menciptakan lingkungan literasi yang inspiratif bagi para siswa. Keberhasilan ini menjadi bukti bahwa dengan kerja sama dan komitmen, perubahan positif dapat tercapai dalam dunia pendidikan.