Nagekeo – Rasa bosan sering disampaikan siswa, ini wajar disampaikan karena guru sering menggunakan buku yang sama berulang-ulang kali saat membaca nyaring dan bersama. Siswa sudah tau jalan cerita dari buku yang dibacakan siswa.
Ini bukan karena guru tidak mengganti judul buku yang digunakan saat kegiatan membaca nyaring dan bersama, namun rutinnya guru melakukan kegiatan membaca di perpustakaan, sehingga buku-buku di perpustakaan yang cocok digunakan untuk membaca nyaring dan bersama sudah pernah dibacakan. Jadi tidak heran jika guru menggunakan buku itu lagi, lagi dan lagi untuk kegiatan membaca nyaring atau bersama. Dilema ini yang dirasakan perpustakaan-perpustakaan di sekolah di Nagekeo.
Ini menjadi kebutuhan yang mendesak di perpustakaan, seperti yang terjadi di SD Katolik Doki, Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur. Jika penyediaan buku baru, belum bisa dilakukan karena masih perlu menunggu periode pembelanjaan dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah), ini menjadi dilema sekolah. Apa yang dilakukan SD Katolik Doki?
SD Katolik Doki mencari solusi dan menerapkannya, yakni menggunakan teknologi untuk membantu menyelesaikan dilema tersebut. Melalui laman Literacy Cloud. Di Literacy Cloud terdapat buku beragam judul buku dengan jenjang sesuai dengan kemampuan baca siswa.
“Siswa senang, ada beragam buku dengan judul berbeda di dalam Literacy Cloud, ini menjadi pengalaman baru dan menarik untuk siswa,” kata Pak Lexi guru kelas V.
Berbekal pengalaman pelatihan dari Taman Bacaan Pelangi saat pandemi, guru di SD Katolik Doki mencari buku menarik di Literacy Cloud, dan digunakan untuk kegiatan membaca bersama dengan siswa di perpustakaan. Dampaknya terlihat dari antusias siswa dan respon siswa senang saat menggunakan buku di Literacy Cloud.
“Kami mencoba menggunakan Literacy Cloud, dengan didukung fasilitas yang dimiliki sekolah mulai dari layar, proyektor dan kebetulan pada saat itu jaringan internet dengan dalam kondisi baik,” kata Mama Sevrin, kepala SD Katolik Doki.
Dukungan dari kepala sekolah untuk memaksimalkan teknologi sangat membantu kelancaran kegiatan di perpustakaan. Ini menjadi solusi cerdas untuk memperkaya judul buku yang digunakan guru untuk kegiatan membaca di perpustakaan.
“Kegiatan membaca dengan menggunakan Literacy Cloud baru dilakukan oleh Pak Lexi, tapi saya mencoba mendorong guru-guru lain untuk memanfaatkan Literacy Cloud saat kegiatan membaca di perpustakaan ramah anak SD Katolik Doki,” kata kepala SD Katolik Doki.
Praktik baik yang dilakukan Pak Lexi guru kelas V, dapat menjadi contoh untuk guru lain dalam menggunakan buku di Literacy Cloud, sebagai solusi mengatasi judul buku yang terbatas di perpustakaan ramah anak.