Ketika pertama kali ditugaskan di SDI Mbay sebagai kepala sekolah, Ibu Astuti cukup pesimis. Sekolah terlihat gersang tanpa pepohonan atau tanaman, dan kondisi cat dindingnya terlihat sudah memudar sehingga terlihat kusam. Dia juga harus berurusan dengan guru-guru yang kurang disiplin dan peduli terhadap program-program sekolah. Sementara untuk para siswa, pencapaian mereka terutama dalam literasi mendapat kategori merah yang berarti jauh di bawah standar nasional.
Untungnya, ketika sekolah mereka lolos dalam seleksi sebagai mitra TBP, Ibu Astuti antusias dan melihatnya sebagai kesempatan untuk membawa perubahan positif di sekolah. Dia melanjutkan dengan membentuk tim khusus untuk persiapan ruang perpustakaan yang ramah anak. Selama proses tersebut, semua guru terlibat dan bekerja sama mulai dari pemasangan karpet, memindahkan perabotan, menjenjangkan buku hingga membuat peraturan perpustakaan. Melalui semua lokakarya yang diselenggarakan oleh TBP, para guru juga belajar bagaimana menjadi ramah terhadap siswa dan menyadari bahwa perpustakaan bisa menjadi media untuk meningkatkan literasi siswa mereka. Oleh karena itu, setelah perpustakaan dibuka, para guru dengan sukarela melakukan kegiatan membaca sesuai jadwal.
Sebagai hasilnya, sekarang sekolah ini lebih berwarna karena perpustakaan mereka sudah dicat dengan warna-warna yang cerah, dan dinding-dinding lainnya telah disesuaikan warnanya dengan perpustakaan. Perpustakaan selalu menarik para siswa untuk datang. Mereka suka nongkrong di sana membaca atau meminjam buku dan menggambar atau mewarnai gambar. Hal ini membuat perpustakaan begitu ramai setiap waktu istirahat kelas. Pada hari Sabtu, mereka memiliki proyek-proyek kecil dalam kelompok berdasarkan jenjang kemampuan membaca mereka. Mengejutkannya, sekolah mereka memenangkan dua penghargaan selama kompetisi membaca nyaring di tingkat kabupaten – pemenang pertama kategori kelas 4-6 dan juara kedua kategori guru.
Semua ini adalah hasil dari bagaimana Ibu Astuti telah menavigasi kemitraan bersama TBP sebagai peluang untuk peningkatan. Beliau mengatakan, “Saya dulu mengajar di SDI Tonggurambang yang bermitra dengan TBP pada tahun 2022, dan itulah mengapa saya tahu bagaimana kemitraan ini bisa membawa banyak dampak positif, terutama pada literasi siswa. Saat ini komunitas sekolah kami menjadi sangat disiplin dan sudah melakukan kolaborasi yang baik dalam komunitas”.