Pagi menyapa wilayah Boawae dengan mentari yang teduh, di SDK Kelewae nampak geliat di perpustakaan ramah anak yang mulai ramai. Riuh terdengar anak-anak menyerbu perpustakaan tatkala lonceng istirahat berbunyi. Mereka hendak membaca, mengembalikan atau meminjam buku. Pustakawati melayani dengan penuh semangat, meminta mereka antri dengan rapi, lalu menyapa mereka dengan ramah. Senyum pun tampak merekah. Dialah, Ibu Agnes Dhodo, Pustakawati SDK Kelewae. Dia memiliki tekad kuat untuk merawat minat baca anak – anak.
Setiap hari, Ibu Agnes berusaha menciptakan suasana yang hangat dan menyenangkan di perpustakaan. Ia menata buku di rak-rak dengan baik, menyusun buku-buku dengan rapi sesuai jenjangnya. Ia juga sering memotivasi anak untuk giat membaca, mengundang para siswa untuk mengeksplorasi dunia pengetahuan. Anak anak pun menjadi betah berada di perpustakaan.
Sebelum bermitra dengan Taman Bacaan pelangi, ibu Agnes mengelola perpustakaan sesuai apa yang sudah ada dan melanjutkan administrasinya. “Awalnya saya bingung mau buat apa, akhirnya saya lanjutkan administrasi yang ada saja. Perpustakaan dulu sepi peminat, anak anak hanya datang untuk baca tidak ada yang pinjam. Buku bukunya juga belum menarik, belum ada jenjang.Anak anak itu Sukanya bacabuku cerita tapi koleksinya hanya sedikit. Ruang gerak anak juga terbatas karena ruangan banyak rak rak buku dan buku Pelajaran semua bercampur, perpustakan belum semenarik sekarang” ujar bu Agnes saat diskusi bersama Tim TBP.
Setelah ada kerjasama dengan TBP melalui berbagai tahapan pelatihan pengelolaan dan penataan perpustakaan, perpustakaan SDK Kelewae bertransformasi menjadi perpustakaan ramah anak. Bu Agnes banyak belajar dan menjadi tahu apa yang harus di lakukan. Mulai membuat administrasi per kelas, cara perjenjangan buku, kegiatan membaca, dan penataan ruang yang menarik. Tak lupa perpustakaan juga dihias dengan karya anak berupa gambar dan tulisan dari buku. Selain itu rak bukunya juga lebih menarik untuk memajang buku, ada 4 tingkatan jenjang dan raknya mudah untuk dipindahkan. “ Terima kasih TBP, saya belajar banyak dan kini tahu ternyata pustakawan bisa memiliki peran penting untuk menjaga minat baca anak disini. Sekarang jauh sekali perubahan, perpustakaan sudah indah dan nyaman. Anak anak yang dulunya hanya masuk setiap sabtu atau jam kosong sekarang tiap hari mereka jadi pengunjung tetap perpustakaan. Saya senang sekali.” Imbuh Bu Agnes.
Berkat upaya hebat bu Agnes kini SDK Kelewae menjadi salah satu sekolah mitra TBP dengan rataan peminjaman anak yang baik, rataan diangka 7, dimana angka ini menunjukkan satu anak di SDK Kelewae meminjam sebanyak 7 buku tiap bulan. Saat ditanya apa upaya dan trik yang dilakukan Bu Agnes pun memaparkan dia selalu memotivasi anak untuk rajin membaca buku kalau bisa semua buku anak – anak bisa baca, selain itu dia juga rajin mengingatkan guru tentang rutinitas dan kegiatan membaca di perpustakaan sesuai jadwal. Jika ada guru yang berhalangan hadir boleh digantikan di hari lainnya untuk bisa atur waktu untuk mengisi membaca bersama anak. supaya anak juga menikmati kegiatan berada di perpustakaan.
Kini geliat membaca di SDK Kelewae bertumbuh pesat, Bu Agnes berharap kedepan anak – anak semakin rajin pinjam buku. “Saya ingin mereka baca semua buku yang ada disini. Juga buku yang kembali selalu dalam kondisi yang baik. Mereka bisa menjaga dan merawat buku dengan baik. Budaya membaca tumbuh seiring minat mereka yang tumbuh. Semoga selalu ada penambahan koleksi buku dengan judul baru yang anak anak belum baca sehingga mereka selalu senang berada di sini, membaca dan meminjam buku” ujarnya.
Bu Agnes yakin bahwa mendampingi siswa di perpustakaan bukan hanya mengenalkan mereka pada dunia membaca, tetapi juga membantu membentuk generasi yang gemar membaca, generasi yang penuh mimpi dalam menyelami pengetahuan. Kini, Bu Agnes berperan untuk merawat minat baca anak di SDK Kelewae. Salam Literasi!