Kali ini perjalanan Tim TBP untuk seleksi sekolah mitra tahun 2023 cukup panjang, dengan medan yang menanjak dan berliku, dibentengi oleh tebing di sisi kiri dan jurang di sisi kanan. Karena sedang musim hujan saat itu, jalanan cukup licin, terlebih ada aliran sungai kecil melintas di tengah jalan sehingga jalanan yang berupa tanah menjadi becek, itu yang harus dilalui. Namun, terlepas dari akses jalan yang cukup ekstrem (mungkin karena baru pertama kali dilalui), kesejukan terasa di sepanjang jalan, aliran sungai kecil yang melintas jalan terasa segar dan terlihat jernih, rerimbunan dedaunan memayungi dari sinar matahari. Tebing dan jurang yang dilalui memancarkan keindahan tersendiri. Kampung demi kampung telah Tim TBP lewati, beberapa warga yang melintas atau sedang duduk-duduk santai di beranda rumah menjadi target untuk ditanyai lokasi SDN Uluwagha.
Setelah berbagai macam tanjakan dan beberapa kampung dilewati, akhirnya sampailah Tim TBP di sekolah yang dituju. Di atas ketinggian, terpampang papan nama SDN Uluwagha, yang terletak di Desa Wuliwalo, Kecamatan Mauponggo. Hufftt… tanjakan lagi, kali ini harus berjalan kaki, masuk ke ruang sekolah.
***
Kepala sekolah beserta wakilnya mengulurkan tangan menyambut Tim TBP dan mempersilahkan ke ruang tamu. Senyum terkembang, saling berkenalan, Tim TBP menyampaikan maksud dan tujuannya. Kepala sekolah meminta waktu sebelum Tim TBP memulai seleksi tahap 1, menunggu seseorang yang sudah diundang secara khusus untuk datang.
Ketua komite mengenakan tas bere, tas anyaman khas Kabupaten Nagekeo, tersilang di badan melangkah masuk beberapa waktu kemudian, Beliaulah orang yang dinanti itu. Tak disangka, ini baru seleksi tahap 1, yang harusnya pengambilan data sekolah dan diskusi kesiapan sekolah dalam menerima Program Perpustakaan Ramah Anak sebagai mitra TBP dan Room to Read, namun ketua komite sudah diundang untuk ikut serta.
Pengambilan data sudah selesai, obrolan tentang pendidikan menjadi topik selanjutnya. Di sela-sela obrolan itu ketua komite menuturkan bahwa di lingkungan SDN Uluwagha, guru mendapat dukungan untuk fokus pada tugas pokoknya, mengajar, hal lain terkait pembangunan, itu urusan komite dan masyarakat, kepala sekolah dan guru cukup memantau saja. Dari sini, semangat sudah mulai terlihat, menyambut Program Perpustakaan Ramah Anak, komite dan masyarakat bersedia bergotongroyong untuk mewujudkannya.
SDN Uluwagha berhasil lanjut ke seleksi Tahap 2. Namun ada yang berbeda saat seleksi tahap 2, kepala sekolah sudah berganti karena sudah masuk masa pensiun. Hal ini tidak menjadi kendala, karena penggantinya adalah wakil kepala sekolah yang ikut serta juga dalam proses seleksi tahap 1, semangatnya juga masih tetap sama dengan kepala sekolah terdahulu, masih berkomitmen dalam mewujudkan perpustakaan ramah anak.
Turut hadir pula beberapa kepala sekolah sebelumnya dalam seleksi tahap 2 untuk menyimak dan mendengarkan sosialisasi Program Perpustakaan Ramah Anak, semua setuju untuk mewujudkannya. Kepala sekolah langsung menggagas pertemuan bersama warga komite dan masyarakat setelah dinyatakan menjadi salah satu sekolah mitra TBP tahun 2023. Dalam pertemuan tersebut ditetapkan Kepala Desa Wuliwalo sebagai ketua panitia, segala urusan perbaikan dan pelukisan ruangan perpustakaan menjadi tanggung jawab panitia, kepala sekolah dan guru fokus saja mengajar dan berkoordinasi dengan TBP. Suasana gotong royong semakin terasa, pembagian tugas ini dirasakan menjadi lebih ringan bagi kepala sekolah dan guru, semua punya peran dan tanggung jawab masing-masing dalam mewujudkan perpustakaan ramah anak.
Ternyata benar, dengan dibentuknya kepanitiaan yang melibatkan unsur masyarakat ini, perihal dana yang hampir selalu menjadi tantangan dalam proses renovasi menjadi lebih ringan. Peran panitia di sini cukup signifikan dalam menjangkau alumni dan orang-orang yang berpotensi untuk membantu renovasi perpustakaan ini. Kepala desa turut merangkul para warganya dan juga alumni untuk memberikan sumbangan perihal renovasi dan pelukisan ruangan perpustakaan. Kepala sekolah dan guru pun bisa fokus dalam mengikuti pelatihan-pelatihan dari TBP, tapi koordinasi dengan panitia tetap berjalan. Dana yang terkumpul ternyata melampaui target proposal yang dibuat. Makanya, panitia mencoba memberikan yang terbaik dalam proses renovasi ini. Dinding bangunan perpustakaan yang sebenarnya masih bagus, oleh panitia diputuskan untuk dikikis dan diamplas ulang, agar bisa bertahan lebih lama kata Kepala Sekolah. Beberapa plafon yang berpotensi bocor juga diganti agar lebih aman dan nyaman bagi siswa dan guru dalam berkegiatan di perpustakaan.
Proses renovasi dan pelukisan perpustakaan sudah selesai. Tim TBP dibuat sedikit terperangah saat berkunjung ke sekolah. Tulisan dan logo Taman Bacaan Pelangi terpampang hampir penuh di salah satu dinding bagian luar perpustakaan yang menghadap jalan. “Sebagai bentuk penghargaan bagi TBP karena telah membantu dalam mewujudkan perpustakaan ramah anak” kata Kepala Sekolah. Peresmian perpustakaan akan segera dilakukan. Meskipun ada perubahan jadwal dari tanggal yang sudah ditentukan, namun warga sekolah dan masyarakat tetap berlapang dada menerimanya dan mengusahakan yang terbaik.
***
14 November 2023, peresmian Perpustakaan Ramah Anak mitra TBP ke-245 diselenggarakan di SDN Uluwagha. Walaupun ada perubahan jadwal, namun para undangan tetap banyak yang datang. Peresmian berlangsung begitu meriah, dengan Wakil Bupati Nagekeo secara langsung meresmikan perpustakaan ramah anak SDN Uluwagha. Kegiatan membaca siswa didampingi oleh wali kelas dan Wakil Bupati setelah pengguntingan pita juga tak absen dari rangkaian acara peresmian. Dengan semangat, siswa – siswi juga memberikan penampilan terbaiknya dalam mengisi rangkaian acara peresmian.
Kini, di daerah bukit Wuliwalo dengan kesegaran air yang melimpah telah berdiri dengan kokoh perpustakaan ramah anak dengan kenyamanan dan rasa aman yang disajikan untuk para siswa. Tak ada lagi perpustakaan yang difungsikan sebagai gudang buku serta menjadi tempat bersandar alat peraga mengajar. Yang ada sekarang adalah perpustakaan ramah anak sebagai wadah bagi siswa untuk mengembangkan kebiasaan membacanya, menyelami lembar demi lembar buku cerita dan terlarut di dalamnya. Tentunya ini berkat kerjasama dan semangat gotong royong semua pihak, yang dimulai dari kepala sekolah dan warga sekolah. Keterlibatan berbagai pihak menjadi kunci perpustakaan ini akan lestari. Masyarakat Desa Wuliwalo turut serta mengerahkan fisik, material, dan waktu untuk kepentingan pendidikan. Bersama warga sekolah, mereka siap untuk bahu-membahu menyalakan semangat literasi di perpustakaan yang baru, demi anak-anak dan masa depan mereka.