Perkenalkan namaku Gedung Perpustakaan SDI Rata. Mungkin kamu bisa memanggilku Gedu hehehe becanda . Aku adalah sebuah bangunan di sebuah sekolah Kabupaten Nagekeo, Flores, NTT. Letakku berada di dekat pintu pagar yang dibangun sendiri oleh komite. Bangunanku berwarna putih. Tidak kusam. Karena aku termasuk bangunan baru lho. Aku dibangun sejak tahun 2008, namun karena gempa, badan tembokku retak sedikit. Tidak apa-apa retak sedikit. Ssst, aku dengar kabar aku akan direnovasi karena ada bantuan dari Taman Bacaan Pelangi untuk Program Perpustakaan Ramah Anak. Aku tidak sabar badan tembokku yang retak itu akan terobati. Ahay, bagaimana ya penampilan baruku?
Beberapa minggu pun tiba, tepatnya tgl 19 Mei 2023, rencananya aku akan direnovasi. Namun, menurut keluarga sekolahku, ternyata acara renovasi itu mundur. Keluarga sekolah yang ku maksud adalah kepala sekolah, guru, komite dan seluruh murid. Mereka adalah keluargaku di sekolah. Mereka sangat baik banget. Menurut mereka, acara renovasi membutuhkan air. Sedangkan, sekolah memiliki keterbatasan air karena belum ada sumur sendiri. Persediaan air yang sedikit hanya cukup untuk memenuhi isi bak kamar mandi saja. Keluarga sekolahku berencana akan mengambil air dari sungai. Wah, bagaimana caranya?
Komite dan warga sekitar memasang pipa air dari Sungai Aesesa. Lalu, mereka menyalurkannya ke dalam tangki penampung air. Warga bahu-membahu meletakkan pipa dari sungai ke sekolah dan memasang mesin penyedot agar air dapat masuk ke tangki itu. Kini, tangki air itu sudah berisi air yang banyak dan cukup untuk bahan renovasi badan gedungku. Berikut fotonya ya…
Air sudah siap. Sekarang, saatnya tahapan renovasi pertama. Keluarga sekolahku berkumpul untuk membicarakan konsep renovasi gedungku. Diskusinya berjalan menarik sekali. Ada yang mengusulkan gambar anak-anak memakai baju adat. Ada juga yang berpendapat sepertinya lingkungan sekitar SDI Rata lebih bagus. Wah, antusias sekali!. Konsep tersebut dikumpulkan dan di desain dengan menggunakan aplikasi Canva oleh Pak Ali, guru olahraga yang berdedikasi di SDI Rata.
Ibu kepala sekolah yaitu Bu Bea mengirimkan konsep dalam bentuk PDF kepada pendamping Taman Bacaan Pelangi. Namanya Ibu Devi. Ibu Devi membantu memberikan pertimbangan konsep gambar dan tulisan menurut pedoman Room To Read, Organisasi Internasional yang bekerjasama dengan Taman Bacaan Pelangi. Menurut Ibu Devi, gambarnya berwarna cerah sesuai dunia anak-anak, bertema positif, dan tulisannya juga memotivasi anak untuk datang ke perpustakaan dan rajin membaca. Esoknya, pendamping Taman Bacaan Pelangi datang ke sekolahku untuk menindaklanjuti diskusi konsep dan mendampingi prosesnya. Diskusi pun selesai dan konsep siap untuk kita akan tembakkan ke tembok menggunakan proyektor. Tahap awal adalah membuat sketsa.
Dalam membuat sketsa, keluarga sekolahku yang dipimpin oleh Pak Ali bersama suami para guru bekerja bakti di malam hari untuk membuat sketsa. Mereka saling patungan untuk makan malam. Mengapa di malam hari? Karena malam hari akan membantu gambar yang diproyeksikan melalui laptop dapat terlihat lebih terang sehingga memudahkan untuk menjiplak sketsa. Wah, mereka berdedikasi sekali ya membuat sketsa malam-malam!. Pengecatan lukisan dilakukan dengan bersama-sama. Ada siswa lebih tinggi juga dilibatkan. Komite juga lho! Wah, keren sekali kolaborasinya! Berikut fotonya.
Kini, ‘badan’ gedungku sudah terlihat berwarna-warni. Aku senang dengan ‘pakaian’ baruku ini. Apa kamu bisa mendengar detak jantungku? Detaknya berdebar kencang seperti genderang mau perang. Hehehe seperti lirik lagu ya..Semoga kalian bisa melihat penampilan baruku dan aku bisa bermanfaat untuk anak-anak Kabupaten Nagekeo ya 😊. Tunggu kisahnya nanti saat aku selesai diresmikan! Terima kasih sudah mendengarkan ceritaku. Sampai Jumpa 😊