Hai Sahabat TBP, pernahkah kamu merasakan antusias sekali mengerjakan sesuatu hingga berhasil? Jika pernah, begitu juga yang dirasakan oleh para guru dan warga sekolah SDI Boloroga dalam menyiapkan perpustakaan ramah anak. Mereka sangat antusias sekali dalam menyiapkan proses renovasi, penataan ulang ruangan, peresmian, hingga perpustakaan siap untuk digunakan. Wah, seantusias apa sih? Berikut ini lima fakta upaya antusias mereka. Mari kita lihat satu per satu!
1. Melalui proses negosiasi dengan pihak PUPR: Saat itu, SDI Boloroga sedang mendapat bantuan untuk renovasi 100% bangunan sekolah dari pihak Kementerian PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia). Hal ini bersamaan dengan bantuan dari TB Pelangi untuk program perpustakaan ramah anak. Tantangan selanjutnya adalah prioritas pekerjaan renovasi yang belum sejalan dengan tenggat waktu program dari TB Pelangi. Setiap hari, Kepala Sekolah mendatangi pihak PUPR yang sedang bertugas di SDI Boloroga untuk segera merenovasi perpustakaan agar segera dimulai pekerjaan pengecatan perpustakaan. Namun, masih ada hambatan. Hingga akhirnya dengan proses negosiasi ulang antara pendamping TB Pelangi, pihak PUPR, dan Kepala Sekolah, disepakatilah untuk segera dikerjakan renovasi perpustakaan dengan tenggat waktu kurang dua minggu sebelum peresmian.
2.Menembus target cepat renovasi perpustakaan. Senang sekali akhirnya proses renovasi perpustakaan sudah berjalan. Namun, ternyata masih ada pintu lain yang belum dibuka yaitu tahapan pengecatan perpustakaan. Saat itu, tenggat waktu yang dimiliki oleh SDI Boloroga adalah satu minggu untuk mengecat perpustakaan. Ternyata belum selesai dan masih ada yang membutuhkan perbaikan. Sebagai informasi, kriteria pengecatan perpustakaan ramah anak adalah warna yang ceria, tulisan yang positif dan gambar yang ramah anak. Beruntung! saat itu tenggat waktu diundur oleh pihak Dinas Pendidikan Kabupaten Nagekeo. Fyuuh, lega sekali. Satu pintu lain sudah terbuka lagi!
3.Kompak saat pelatihan rutinitas sekolah se-gugus: Di sela proses renovasi perpustakaan, kami juga memberi pelatihan untuk kepala sekolah, guru, dan pustakawati tentang rutinitas perpustakaan. Apa itu pelatihan rutinitas tersebut? Pelatihan ini berupa penjelasan mengenai peraturan perpustakaan, jenjang buku, cara peminjaman dan pengembalian buku, serta cara merawat buku. Apa kamu masih ingat bahwa sekolah SDI Boloroga dalam proses renovasi? Ya, mereka pantang menyerah menjadi tuan rumah sekolah se-gugusnya untuk pelatihan rutinitas. Kepala sekolah bernegosiasi dengan Kepala Desa. Kantor Kepala Desa saat itu menjadi saksi bisu perjuangan sekolah se-gugus ini yaitu SDI Boloroga, SDK Wolosambi dan SDI Kajusopi.
4.Kerja bakti menginap di rumah dinas: Dalam proses renovasi dan pengecatan perpustakaan, ada tahapan lagi yaitu penataan ruang perpustakaan. Saat itu pendamping TB Pelangi, guru-guru, dan pustakawati sedang menyiapkan bahan kaya teks, memberi label pada rak buku, memajang buku, dan memasang karpet. Ketika tugas sudah dibagi-bagi dibantu oleh anak-anak, kami mulai bekerja. Sayangnya, karpet baru datang mendekati maghrib. Saat itu, karpet yang ada tyernyata masih kurang, sehingga meminjam karpet milik Kepala Sekolah. Maklum, toko karpet di Nagekeo terbatas, sedangkan permintaan pembelian ada 56 sekolah. Alhasil, pendamping TB Pelangi menginap di rumah dinas Kepala Sekolah. Karena jarak kota Mbay menuju sekolah kurang lebih 2-2,5 jam. Jauh dengan cuaca berkabut malam hari. Saat itu, pendamping TB Pelangi mengetahui bahwa selama ini kepala sekolah tidur di alas bambu dengan perlengkapan seadanya. Sendiri jauh dari suami dan anak-anaknya di rumah dinas itu. Wah, berjuang sekali ya!
5.Anak-anak dan warga sekitar yang semangat membaca di perpustakaan: Hari peresmian tiba. Semuanya sudah siap dan semangat memeriahkan peresmian perpustakaan. Tarian tradisional Bhea Sa khas Nagekeo ditampilkan. Bapak Wakil Bupati yaitu pak Marianus Waja dan Ibu IBu Eva datang dengan bangga. Tur tamu undangan, orang tua, dan warga sekitar dimulai untuk melihat ruangan perpustakaan. Bagaimana dengan anak-anak? mereka berhamburan membaca buku dengan gembira. Ada yang menarik, yaitu seorang ibu yang sedang menggendong anaknya lalu mengambil buku jenjang gajah bertema pahlawan. Awalnya pendamping TBP pikir untuk anaknya yang masih kecil yang lebih cocok dengan jenjang kumbang. Ternyata, ibunya yang suka membaca buku bertema pahlawan Nasional Indonesia. Wah, keren sekali!. Semoga menular ke anaknya untuk kebiasaan membacanya ya.
Perpustakaan ramah anak TB Pelangi terbuka untuk masyarakat sekitar yang ingin baca. Kami juga terbuka kolaborasi dengan orang tua yang menemani anaknya membaca di perpustakaan. Dengan demikian, minat membaca akan lebih meningkat. Harapannya, dengan adanya perpustakaan ini, tingkat buta huruf di Nagekeo dapat diminimalisir. Selamat untuk SDI Boloroga ya!