Setelah melakukan pelatihan daring selama 3 hari terkait Pengelolaan Perpustakaan Ramah Anak, langkah selanjutnya adalah tim Taman Bacaan Pelangi melakukan kunjungan langsung ke sekolah- sekolah untuk memberikan pelatihan terkait rutinitas perpustakaan secara luring. Dari 56 sekolah mitra TBP di Nagekeo pada fase kedua ini, ditetapkan 19 titik tempat pelatihan yang dilakukan selama satu minggu, yakni pada pada periode 22- 26 Agustus 2022.
Pelatihan rutinitas perpustakaan ini sendiri menekankan pada kegiatan simulasi tentang bagaimana mengajarkan rutinitas perpustakaan kepada siswa setelah perpustakaan ramah anak di masing- masing sekolah resmi dibuka. Rutinitas perpustakaan yang dimaksud di sini ada empat, yakni peraturan perpustakaan, jenjang buku, prosedur peminjaman buku, dan cara merawat buku. Tim TBP akan melakukan simulasi di awal yang selanjutnya akan diitiru dan dipraktekkan oleh Bapak/Ibu guru.
Dari 19 titik pelatihan yang dibagi dalam 5 hari, antusias Kepala Sekolah dan juga Bapak/Ibu guru cukup tinggi. Terbukti dari totalitas Bapak/Ibu guru saat melakukan simulasi langsung. Meskipun ini adalah materi baru bagi mereka, tetapi hampir semua langkah- langkah mengajarkan rutinitas perpustakaan bisa dijalankan dengan baik. Sehingga kami sangat yakin, Bapak/Ibu guru akan mampu menerapkan dengan jauh lebih baik saat berhadapan dengan siswa secara langsung di sekolah masing- masing.
Tujuan dari rutinitas perpustakaan ini sendiri adalah, agar nantinya siswa merasa terbiasa dengan sesuatu yang baru bagi mereka di dalam perpustakaan, yakni perpustakaan yang mengusung konsep perpustakaan ramah anak. Anak- anak harus mampu memahami secara mendalam tentang peraturan perpustakaan, sehingga tetap bisa tertib di dalam perpustakaan. Kemudian agar anak- anak mampu mengenali buku yang sesuai kemampuan baca, mereka harus diperkenalkan dengan jenjang buku. Bagiamana cara melakukan peminjaman jika ingin membawa buku ke rumah, dan juga bagaimana cara merawat buku agar buku bisa awet, tetap terawat dan juga mengurangi resiko buku rusak ataupun hilang.
Lalu setelah pelatihan rutinitas perpustakaan, apakah sudah cukup untuk menjalankan perpustakaan ramah anak dengan baik di sekolah? Masih ada satu jenis pelatihan lagi bagi Kepala Sekolah, Bapak/Ibu guru, dan juga pustakawan/ti yang akan dilakukan secara daring selama 3 hari, yakni tentang Kegiatan Membaca.