“Ada Berapa?” judul buku yang diambilnya untuk dibacakan lantang pada siswanya. Dialah Ibu Imelda Ngole, sudah 18 tahun beliau mengajar sebagai guru honorer, malang melintang di kelas kecil dari kelas 1 sampai 3. Meskipun sampai kini masih berstatus sebagai honorer, beliau dedikasikan hidupnya untuk mengajar. Pada usia senja tidak memupuskan semangat beliau dalam mengajar, bara semangat hadir dalam setiap waktu dia mengajar. Kita dapat melihat semangat itu tertuang pada langkah langkah kecil siswa kelas 1 SDK Towaklaing. Melalui dedikasinya itulah tumbuh generasi generasi hebat desa Towaklaing.
Ibu Imel begitu sapaan beliau merupakan salah satu guru senior di SDK Towaklaing. Beliau menjadi teladan dan panutan bagi guru lainnya. Walaupun usia beliau kalah muda dari guru – guru baru atau guru sekarang, masalah semangat boleh diadu. Ibu Imel selalu semangat dalam mengajar, inilah yang selanjutnya memantik guru yang lebih muda untuk tak kalah semangat. Ibu Imel juga menjadi guru pembuka di SDK Towaklaing pada Kegiatan Membaca di jam kunjung perpustakaan pada bulan Mei 2022. Ibu Imel melakukan kegiatan Membaca Lantang dengan penuh semangat. Saat Tim Taman Bacaan Pelangi berkesempatan melakukan pendampingan untuk observasi kegiatan membaca di perpustakaan, mereka ikut terhanyut dalam cerita yang dibacakan oleh Ibu Imel. “Menyenangkan rasanya, seandainya saat kelas satu bisa mendapatkan guru seperti beliau” sebut salah satu tim.
Beliau senang dan bersyukur dengan datangnya program Perpustakaan Ramah Anak dari TBP ke SDK Towaklaing. Dengan revitalisasi fungsi perpus, mempercantik dan memperindah ruangan, buku-buku yang menarik dan beragam tentunya ini memacu minat baca anak terutama siswa kelas 1 secara perlahan akan membantunya mengajar literasi awal di kelas. “Saya senang sekali ini menarik untuk anak-anak mau membaca buku ini dan itu, sehingga memacu kemampuan literasi dari kemauan anak sendiri. Terima kasih TBP ini mempermudah tugas saya mengajar nantinya di kelas. Selain itu ternyata membuka buku ada tekniknya supaya buku awet, anak anak pun senang dengan cara membuka dari atas, samping bawah lalu buka walaupun sulit di awalnya. Selanjutnya membaca juga menjadi menyenangkan dengan teknik Teknik seperti membaca lantang, membaca bersama, membaca berpasangan dan membaca mandiri. Saya suka cara-cara itu jadi menambah Teknik saya juga dalam membaca.”
Siswa kelas 1 menjadi siswa yang terbanyak ke-2 dalam hal meminjam buku di perpustakaan setelah siswa kelas 4 di SDK Towaklaing. Semoga ini terus berlanjut, dalam mengajar ada beberapa tantangan yang dihadapi Ibu Imel. “Mengajar kelas 1 itu tantangannya berbeda, mereka kadang masih belum bisa calistung, harus penuh rayu dan semangat, harus memberikan hati 200% lebih untuk mendapatkan respon yang baik juga.” Kalau belum bisa mengenal huruf kita kenalkan pelan-pelan. Kalau karakternya beda buat satukan mereka dari apa yang mereka suka, intinya kamu berikan maksimal maka setidaknya mereka akan berikan hal serupa” ujar Ibu Imel. “Guru bagi siswa kelas 1 itu adalah keluarga anak anak setelah dirumah, dapatkan kepercayaan mereka, sehingga baru bisa menjalankan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing mereka” sambungnya lagi.
Ibu Imel berkoordinasi dengan pustakawan untuk memantau peminjaman siswa di kelasnya. Apabila ditemui siswa yang belum mau meminjam karena kemampuan membacanya perlu ditingkatkan. Maka dari itu Ibu Imel akan mendampingi si anak di kelas supaya kemampuan bacanya meningkat, mulai dari pengenalan huruf, padanan kata dan kata-kata yang dipakai keseharian. “Saya mau anak anak saya semua bisa membaca, jadi ada kesempatan yang sama untuk meminjam buku, jangan takut meminjam buku” ujarnya. Beliau juga berpesan kepada rekan guru untuk selalu semangat, walau guru mungkin bukan orang hebat namun dari tangan gurulah lahir orang orang hebat. “Kita sebagai guru harus lebih semangat untuk mendidik anak didik supaya cakrawala dan cara pandang mereka lebih luas mengenal dunia, terutama melalui membaca sebagai kuncinya”