Dalam rangka semangat literasi mengentaskan buta aksara, Taman Bacaan Pelangi bekerja sama dengan para pemangku kepentingan Pendidikan di Kabupaten Nagekeo membangun perpustakaan ramah anak. Dalam acara tersebut, turut hadir pak Vano selaku Kepala Seksi Sarana, Prasarana dan Perijinan Pendidikan Sekolah Dasar dan Kepala Sekolah 10 sekolah di fase pertama. Sepuluh (10) sekolah tersebut antara lain SDK Towaklaing, SDI Towak, SDI Waemburung, SDK Nggolonio, SDI Marapokot, SDI Wudu, SDK Aeramo, SDK Nagesapadhi, SDK Wolopogo, dan SDK Bokogo.
Acara yang berlangsung pada tanggal 31 Januari 2022 tersebut membahas persiapan sekolah terkait RAB (Rencana Anggaran Biaya) yang disepakati yakni maksimal 10 juta rupiah untuk renovasi, pengecatan dan perlengkapan bangunan perpustakaan, serta teknis administrasi dan pelaporan pertanggungjawaban. Dari pihak Taman Bacaan Pelangi membantu dalam segi penyediaan buku berkualitas beserta perlengkapan rak buku dan pelatihan manajemen perpustakaan ramah anak.
Meski harus menggunakan dana sekolah terlebih dahulu untuk menyediakan bahan renovasi, namun hal ini tidak menyurutkan antusias dari sepuluh (10) Kepsek di fase ke-1 dalam menjalankan program ini. Sejauh ini, kesiapan berjalan lancar dan siap tahap menjalankan renovasi perpustakaan. Adapun dari pihak Taman Bacaan Pelangi menyarankan agar proses pengecatan melibatkan pihak sekolah. Hal ini dimaksudkan agar terjadi interaksi merawat perpustakaan dan menjaga keberlanjutan nanti kedepannya, tentunya efisiensi biaya juga. Mungkin kalimat yang tepat untuk menggambarkan antusias mereka adalah “10 sekolah terpilih di fase pertama, siapa takut?!”. Mari kita dorong semangat literasi ini hingga peresmian di akhir Maret ya.
“Mari kita mencari solusi bersama-sama. Ini demi kemajuan Pendidikan anak-anak. Yang penting kita semangat agar anak-anak menjadi suka membaca di perpus kita”. Ucap Pak Vano, Kepala Seksi Sarana, Prasarana dan Perijinan Pendidikan Sekolah Dasar membuka ruang rembuk di kantor Dinas Pendidikan bersama 10 Kepala Sekolah dasar yang terpilih.
“Iya pak, setelah mendapatkan info dari bapak Kepala Dinas bahwa 10 sekolah terpilih harus menggunakan dana sekolah untuk menyiapkan renovasi perpustakaan terlebih dulu, kami langsung melakukan rapat guru dan komite untuk menyediakan dana renovasi ini. Pokoknya program ini harus berjalan demi anak-anak kami di sekolah. Orang tua dan komite juga bersamangat mendukung program ini. Kata Ibu Modesta, kepala sekolah SDI Towak. Para kepala sekolah lain juga menyetujui apa yang disampaikan oleh ibu Modesta.
Nah, sahabat TBP, itulah proses kolaborasi lintas stakeholder di Kabupaten Nagekeo. Kolaborasi dapat menjadi kunci solusi untuk membuat dampak kebaikan bersama orang lain. Semangat Berkolaborasi!