Sebagai salah satu cara Taman Bacaan Pelangi untuk mengurangi angka putus sekolah pada siswa perampuan, Taman Bacaan Pelangi meluncurkan sebuah program, yakni “Girls Scholarship”. Sesuai dengan nama programnya, beasiswa ini dikhusukan untuk anak- anak perempuan di wilayah Indonesia timur. Untuk di awal, daerah yang menjadi target adalah Kabupaten Ende dan Nagekeo yang berada di daratan Flores, Nusa Tenggara Timur.
Anak- anak yang menjadi penerima manfaat adalah siswa yang duduk di kelas VIII atau kelas IX SMP dengan kemampuan ekonomi keluarga yang kurang, dan juga merupakan siswa yang masuk ke dalam peringkat 10 besar di dalam kelas. Beasiswa ini akan tetap diberikan sampai mereka tamat SMA.
Pemilihan siswa yang akan menerima beasiswa ini terdiri dari beberapa tahap, yakni tahap penilaian dokumen, seperti nilai raport, keterangan penghasilan orang tua, dan dokumen- dokumen pendukung lainnya. Selanjutnya adalah tahap wawancara langsung. Pada tahap ini setiap siswa akan diwawancarai oleh 3 orang, dari perwakilan Taman Bacaan Pelangi, Perwakilan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, dan juga perwakilan dari tokoh masyarakat. Tahap yang terakhir adalah kunjungan langsung ke rumah siswa untuk validasi data yang didapatkan dari dokumen ataupun saat wawancara.
Dari proses seleksi tersebut didapatkan 20 siswa sebagai penerima beasiswa dengan rincian 8 siswa dari Kabupaten Ende dan 12 dari Kabupaten Nagekeo. Dengan 3 siswa yang akan melanjutkan ke tahap SMA/SMK dan 17 siswa naik ke kelas IX SMP untuk tahun ajaran ini.
Sehingga proses pemberian beasiswa sudah mulai dilakukan untuk pembayaran sekolah di Tahun Ajaran 2021/2022. Pembayaran beasiswa dilakukan secara langsung ke pihak sekolah, yang meliputi uang SPP selama satu tahun, uang komite, uang pembelian buku, dan uang seragam.
Selain pembayaran uang sekolah, setiap siswa juga akan diberikan kelas pengembangan diri dari Taman Bacaan Pelangi via Zoom. Kelas ini akan mulai dilaksanakan saat proses belajar mengajar sudah berjalan di sekolah karena kelas ini tidak bisa dilakukan saat anak- anak masih di rumah mengingat tidak semua lokasi bisa terjangkau akses internet.