Saat ini, hampir di semua bidang mengalami peralihan ke sistem daring. Pandemi covid-19 memaksa kita untuk beradaptasi dan menemukan solusi- solusi konkret yang bisa dijalankan. Pada saat ini, kita sudah tidak asing dengan istilah “Bekerja dari Rumah” ataupun “Belajar dari Rumah”. Ini adalah sebuah perubahan di mana pekerjaan ataupun belajar biasanya dilakukan secara tatap muka atau bertemu langsung dalam satu ruangan, diubah menjadi sistem daring, di mana pertemuan lebih banyak dilakukan via daring, belajar dari guru hanya dari laptop ataupun HP yang terkoneksi dengan internet. Dunia mengalami perubahan yang cukup signifikan.
Belajar dari hal tersebut, tentu Taman Bacaan Pelangi sebagai organisasi non profit yang berfokus pada pengembangan perpustakaan ramah anak juga harus menyesuaikan dengan keadaan ini. Tujuannya, meskipun keadaan belum normal, pembelajaran belum bisa dilaksanakan secara tatap muka di dalam kelas, dampak perpustakaan ramah anak ini tetap bisa dirasakan oleh para siswa di sekolah mitra. Untuk itulah, Taman Bacaan Pelangi yang bermitra dengan Provisi Indonesia sebagai perwakilan dari Room to Read meluncurkan program baru di tahun 2021 ini, yakni program “membaca menyenangkan 2021: Transisi menuju Perpustakaan berbasis teknologi”. Room to Read sudah mengembangkan sebuah pelantar yang disebut “Literacy Cloud”, yakni sebuah pelantar yang berisi banyak buku anak, video membaca lantang, juga sumber yang bisa digunakan secara gratis oleh semua orang, baik guru maupun orang tua.
Kemudian agar penggunaan Literacy Cloud memiliki dampak yang optimal, maka orang tua dan guru juga harus mau dan mampu untuk membacakan kepada anak dengan cara yang menarik, dan tentunya juga harus paham bagaimana cara melaksanakannya secara Daring. Untuk itu, dari 10 sekolah mitra TBP yang terpilih, dilaksanakan pelatihan selama 3 hari via zoom. Pelatihan ini mengajarkan kepada guru tentang Literacy Cloud dan fitur- fitur yang ada di dalamnya, kemudian cara membaca nyaring yang menarik kepada anak, juga bagaimana membaca secara daring kepada anak.
Harapannya, selama sekolah tutup, Bapak/Ibu guru tetap bisa melaksanakan kegiatan membaca secara daring, sehingga mampu menumbuhkan kecintaan anak terhadap buku, dan pada akhirnya mereka memiliki kebiasaan membaca, yakni saat anak mau membaca, sering membaca, dan menikmati membaca baik di rumah maupun di sekolah.