Yeaay! Setelah sukses mendirikan perpustakaan yang ke 134 di Kab. Mamuju, diawal tahun 2021 ini Taman Bacaan Pelangi akan membangun perpustakaan ramah anak baru loh! Nantinya akan dilaksanakan di Kec. Moramo, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara. Ini merupakan perpustakaan TBP yang ke-4 untuk di wilayah Sulawesi Tenggara.
Program ini merupakan program pertama yang dilaksanakan di Konawe Selatan. Seperti biasa, sebelum menentukan sekolah mana yang akan menjadi sekolah progrram, Tim Taman Bacaan Pelangi, yaitu saya sendiri melakukan kegiatan survey pada tanggal 18-19 Januari 2021 bersama Pak Arlan dari Givaudan Indonesia sebagai mitra yang mendukung penuh perpustakaan ramah anak ini.
Ada 4 sekolah yang akan disurvey, diantaranya hal yang berbeda saat Tim TBP melakukan survey terutama di masa pandemik ini, di mana sekolah rekomendasi . Keempat sekolah ini adalah SDN 16 Moramo, SD SATAP 11 Bisikori, SD SP 2 dan SDN 3 Moramo. Ada banyak hal berbeda dan menarik ketika kami melakukan survey di empat sekolah ini, apalagi sedang dalam situasi pandemik. Saat mengunjungi sekolah, ternyata ke empat sekolah ini dalam keadaan kosong alias tidak ada aktivitas apapun. Ditambah lagi dengan kondisi daerah yang tidak di support oleh jaringan seluler sehingga kami harus menanyakan tempat tinggal kepala sekolah ataupun guru kepada masyarakat yang kami temui.
Survey kali ini Saya namakan survey door to door, hehe. Sebab, Kami harus menemui guru-guru nya ke rumah masing-masing. Lah, memangnya belum ada koordinasi saat akan ada kunjungan? Nah, karena keterbatasan jaringan selulur sehingga kami mengalami kesulitan untuk menghubungi pihak sekolah perihal kunjungan ke sekolah. Apalagi ini adalah yang pertama kalinya di Konawe Selatan, jadinya sebagai tim babat alas harus selalu siap dengan segala kemungkinan dan perubahan yang ada.
Selain wawancara dengan kepala sekolah/guru, kami juga tetap mengunjungi sekolahnya untuk keperluan verifikasi data . 4 sekolah ini memiliki cerita nya masing-masing dan cukup membuat saya pribadi tersentuh. Pertama adalah SD SATAP Bisikori dimana sekolah ini hanya memiliki 3 ruang belajar yang disekat sehingga bisa dipakai 6 kelas. Luas ruangannya pun tidak seberapa. Ada juga SDN 16 Moramo yang jumlah siswanya hanya ada 30 siswa, di mana tahun ini tidak ada siswa kelas 1 sedangkan SDN SP 12 adalah sekolah yang paling terpencil dari sekolah lainnya. Untuk masuk ke SD ini harus melewati hutan, jalan yang belum diaspal, jembatan rusak yang membuat saya deg-degan. Yang terakhir adalah SDN 3 Moramo, dimana sekolah ini merupakan gabungan dari 3 sekolah (SDN 1, 2 dan 3 Moramo) karena jumlah siswanya yang sangat sedikit. SDN 3 ini biasa disebut juga sekolah merger.
Hmmm, ternyata masih ada sekolah-sekolah yang perlu mendapatkan perhatian dan juga dukungan dari kita semua yah. Well, semoga perjuangan kita semua, manfaatnya bisa dirasakan oleh anak-anak ataupun masyarakat setempat, yah! Semangat.