Sejak pandemi melanda dunia awal Desember lalu, dan masuk ke Indonesia awal Maret, hampir semua lini kehidupan lumpuh. Bahkan dampaknya terasa hinga ke pelosok. Salah satunya adalah pendidikan. Anak-anak telah diliburkan sejak akhir Maret lalu. Pembelajaranpun dilakukan secara daring. Sayangnya tidak semua bisa melaksanakannya. Salah satunya di Desa Warsambin, Raja Ampat. Menurut Ibu Sapolohluku Kepala Sekolah SDK Sion Warsambin, di kampung tidak ada sinyal, listrik sehingga pembelajaran online tidak bisa dilaksanakan. Serupa tetapi tak sama, Ibu Irma, Wali kelas 1 SDN 29 Perum 100, Waisai mengatakan bahwa tidak semua orang tua memiliki akses smartphone. Ini juga menjadi kendala dalam pelaksanaan belajar dengan sistem daring.
Untuk itu, Taman Bacaan Pelangi, selain melalui kerjasama dengan pustakawati meminjamkan Buku-buku perpustakaan untuk anak-anak, TPB juga berinisiatif untuk menghadirkan #paketbelajar anak-anak SD Kelas 1 sebagai penunjang aktifitas dalam belajar mereka. Paket ini berisi materi-materi sederhana yang diambil dari Buku Pembelajaran Kontekstual Papua (BPKP) yang merupakan bentuk kerjasama TBP dengan Yayasan Kristen Wamena. Buku Paket ini didistribusikan setiap minggunya kedada wali kelas, yang selanjutnya orang tua siswa akan mengambil paket tersebut ke rumah wali kelas, dengan tetap menjalankan protokol kesehatan.
Hingga saat ini, sudah ada 600 paket yang tersebar di 10 distrik dan Pulau di Kab. Raja Ampat, yaitu Distrik Waisai Kota, Distrik Maos Mansar, Distrik Waigeo Selatan, Distrik Teluk Mayalibit, Distrik Waigeo Timur, Distrik Waigeo Barat, Pulau Pam, Pulau Salawati, dan Pulau Misool. Distribusi pake-paket belajar ini juga tidak terlepas dari peran guru dan komunitas yang sama-sama menunjukan kepedualiannya selama masa pandemi ini.