Kim, setelah dari Sumba, coba check jadwal untuk ke Banda Naira yah? Wah, pesan WA dari Manager Taman Bacaan Pelangi. 19 November 2019, Saya ditugaskan untuk ke sekolah-sekolah di daerah kepulauan, salah satunya di Banda Naira.
Siapa yang tidak kenal dengan Banda Naira? Salah satu nama kepulauan yang ada di Indonesia yang terletak di tengah-tengah laut banda. Kepulauan yang sangat sarat akan sejarah, yang terkenal dengan hasil rempah-rempah alamnya seperti pala yang menjadi daya tarik oleh bangsa penjajah dahulu di masa VOC. Tempat diasingkannya tokoh-tokoh sejarah bangsa seperti Bung Hatta, Bung Syahrir dan Dr. Tjipto. Di kepulauan ini juga Taman Bacaan Pelangi hadir mendukung perpustakaan ramah anak yang sudah berdiri sejak tahun 2017, tepatnya di SDN 2 Naira, Kec. Banda, Kab. Maluku Tengah, Prov. Maluku.
Hampir 2 tahun lebih setelah perpustakaannya diresmikan, SDN 2 Naira dikunjungi kembali oleh Tim Taman Bacaan Pelangi dalam rangka kegiatan support monitoring untuk mengetahui sejauh mana kegiatan di perpustakaan berjalan dan kendala-kendala apa saja yang dihadapi oleh sekolah. Selain itu, tentunya untuk bersilaturahmi kembali dengan guru-guru di SDN 2 Naira ini. Kedatangan saya disini sangat disambut hangat oleh Ibu Kepala Sekolah, Yaitu Ibu Fatima dan juga semua guru-guru.
Support Monitoring
Setelah berjalan 2 tahun, perpustakaan ramah anak di SDN 2 Banda Naira masih selalu beroperasi dengan baik. Anak-anak sering membaca di perpustakaan, menggambar dan belajar bersama guru-gururnya. Dalam agenda support monitoring ini juga, ada form yang sama-sama kami isi sebagai pengecekan item-item yang ada di perpustakaan seperti, penjejangan buku, kegiatan membaca, peminjaman buku hingga partisipasi guru dan kepala sekolah. Saya diajak oleh pustakawati, Ibu Nurul keliling perpustakaan, melihat-lihat kondisi buku yang berjenjang baik yang dipajang maupun yang masih disimpan di lemari.
Beberapa anak-anak saat itu juga sedang beraktivitas di perpustakaan, mengambar untuk bahan kaya bacaan. Hal penting yang selalu kami dorong saat kegiatan support monitoring adalah partisipasi guru, pustakawan dan kepala sekolah untuk berinovasi dan menjalankan kegiatan membaca (baik lantang, bersama, mandiri, ataupun berpasangan) serta peminjaman buku.
Guru membacakan buku untuk anak agar anak tertarik untuk membaca. Anak meminjam buku di perpustakaan agar bisa dibacakan oleh orang tuanya atau membaca buku sendiri di rumah. Dua hal ini menjadi bagian dari indikator bentuk partisipasi sekolah dalam mendukung upaya meningkatkan minat baca bagi anak-anak khususnya di daerah Indonesia bagian timur. Anak mau membaca, sering membaca hingga menikmati proses membaca baik di sekolah maupun di rumah perlu dibangun kebiasaan, hingga menjadi budaya untuk anak-anak. Kan bagus jika budaya membaca anak semakin baik, maka anak akan mendapatkan banya informasi dan tentunya menjadi lebih kritis.
Jadi bukan hanya sebatas perpustakaan dibuka lalu anak-anak dibiarkan begitu saja, tanpa ada partisipasi guru-guru di sekolah. Tentu ini menjadi harapan untuk semua sekolah yang menjadi mitra Taman Bacaan Pelangi.
Setelah melaksanakan Support Monitoring selama 3 hari, membenahi apa yang bisa kami lakukan saat itu secara bersama-sama, saya memberikan laporan hasil SM kepada kepala sekolah SDN 2 Naira, Ibu Fatimah untuk kemudian ditindaklanjuti di periode pembelajaran berikutnya.
Lalu setelah support monitoring ini apa?
Di Taman Bacaan Pelangi, salah satu bentuk dukungan lainnya adalah reorintasi, yaitu mengingatkan kembali tugas bersama, serta pengayaan untuk guru-guru, Siapa tahu sudah ada yang lupa dengan langkah-langkah kegiatan membaca atau peminjaman buku ataupun yang lainnya.
Dan bagian terakhir ketika tugas di SDN 2 Naira selesai, saya dijamu oleh guru-guru dengan makanan masyarakat khas di daerah timur, yaitu lapa-lapa, ikan bakar dan colo-colo. Sebuah penutup yang sangat berkesan. Terimakasih atas kesempatannya untuk saya belajar di SDN 2 Naira.