Perpustakaan SDI Danga adalah perpustakaan kedua yang diresmikan oleh Taman Bacaan Pelangi di Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur. Setelah sehari sebelumnya dilakukan peresmian di SDN Dhawe Dori. SDI Danga sendiri berlokasi di kota Mbay, Kecamatan Aesesa. Pada acara peresmian perpustakaan hadir DIrektur dan Program Manager Taman Bacaan Pelangi, Bupati Nagekeo, Camat Aesesa, Lurah, RT dan RW setempat, tokoh masyarakat, Bapak/Ibu orang tua murid SDI Danga dan juga tokoh- tokoh masyarakat.
Ada yang berbeda dari peresmian Perpustakaan Ramah Anak di SDI Danga dibandingkan dengan peresmian- peresmian sebelumnya di tempat lain. Begitu rombongan Bupati Kabupaten Nagekeo beserta tim Taman Bacaan Pelangi tiba di sekolah, disambut oleh tarian selamat datang dari siswa- siswi SDI Danga dengan para siswa lainnya berdiri berjejer membentuk sebuah jalan dari gerbang menuju aula tempat acara berlangsung. Tetapi pak Bupati memilih untuk tidak masuk ke aula, langsung menuju perpustakaan untuk menggunting pita sebagai tanda diresmikannya perpustakaan ramah anak.
Pak Bupati beserta undangan memasuki ruangan perpustkaan untuk melihat keadaan di dalam. Beliau juga meminta untuk Kepala Sekolah dan semua guru SDI Danga berkumpul. Beliau menegaskan bahwa bukan bagus atau tidaknya bangunan sekolah yang menentukan kualitas pembelajaran, tetapi bagaimana guru mampu menyusun rencana pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan di dalam kelas. Untuk itu, merupakan suatu keharusan bagi guru untuk mengenal setiap individu siswa di dalam kelas mereka masing- masing. Oleh karena itu, tanpa agenda, Bupati Nagekeo keliling sekolah dan mengambil siswa secara acak dan bertanya kepada guru kelas dari siswa tersebut, kira- kira sudah sampai mana kemampuan baca anak tersebut, yakni dengan guru menyebut salah satu jenjang buku yang pas, dari kumbang sampai gajah.
Kegiatan ini dilakukan di bawah pohon di tempat duduk yang biasanya anak- anak gunakan pas keluar main, tidak ada suasana formal yang terasa. Siswa pun tidak terlihat tegang. Dari beberapa siswa yang diambil, para Bapak/Ibu guru SDI Danga cukup tau tentang anak- anak mereka di dalam kelas, terbukti saat mereka menyebut jenjang buku yang pas pada anak, dan saat anak di tes untuk membaca, ternyata mereka bisa. Salut untuk Bapak/Ibu guru!
Ibu Nila, selaku Founder Yayasan Taman Bacaan Pelangi juga tidak lupa menambahkan semangat kepada Bapak/Ibu guru yang hadir beserta undangan- undangan lainnya dengan berbagi kisah pengalaman beliau saat berkunjung ke Bangladesh, bagaimana keadaan kelas di sana yang bisa dikatakan tidak layak tetapi proses pembelajarannya kreatif dan menarik yang membuat siswa betah di dalam kelas.
Begitu acara peresmian selesai, Bupati Nagekeo beserta tim Taman Bacaan Pelangi melanjutkan kegiatan di Rumah Dinas Bupati. Kegiatan ini adalah tentang pembahasan bagaimana Pemda bisa bekerja sama dengan pihak taman bacaan pelangi agar konsep perpustakaan ramah anak ini bisa dirasakan oleh semua sekolah di Kabupaten Nagekeo.
Tidak perlu waktu lama setelah peresmian, salah satu kebijakan awal yang dikeluarkan oleh Pemda lewat Dinas Pendidikan dan Kebudayaan adalah dengan menunjuk SDN Dhawe Dori dan SDI Danga (Sekolah mitra TBP) menjadi sekolah rujukan untuk semua SD di Kabupaten Nagekeo. Semua sekolah akan dijadwalkan oleh Dinas untuk kunjungan ke sekolah mitra TBP ini dan belajar tentang perpustakaan ramah anak. Ini adalah langkah awal yang sangat bagus untuk meningkatkan angka literasi di Kabupaten Nagekeo pada khususnya, dan Indonesia pada umumnya. Ya, ini adalah sebuah awal yang menjanjikan.