Jumat, 5 April 2019 ada yang sedikit berbeda dengan suasana di SD Inpres Laipori, Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur. Di halaman sekolah yang luas, nampak deretan tenda dan kursi. Pita dan balon berwarna-warni tergantung di dinding yang juga dipasang spanduk besar bertuliskan: “Peresmian Perpustakaan Ramah Anak SD Inpres Laipori Yang Didukung Oleh INOVASI, Dalam Kemitraan Dengan Taman Bacaan Pelangi”. Ya, tentu saja hari itu adalah hari spesial bagi keluarga besar SDI Laipori karena setelah bekerja keras sejak akhir tahun 2018 yang lalu, akhirnya Perpustakaan Ramah Anak yang ada di sekolah boleh diresmikan. Dan ini adalah perpustakaan ke 109 di kawasan Indonesia Timur yang didukung oleh Taman Bacaan Pelangi.
Perpustakaan Ramah Anak ini bukan sembarang perpustakaan. Perpustakaan yang didukung oleh INOVASI lewat Taman Bacaan Pelangi, baik dari penampilan fisiknya sampai sistem pengelolaan dan jam kunjung perpustakaannya didesain dengan mengutamakan keamanan dan kenyamanan anak-anak saat mengaksesnya. Lihat saja pengaturan perabot di dalamnya yang memperhatikan jarak antar rak juga meja baca, agar anak-anak dengan leluasa bisa mengambil buku dan melakukan kegiatan membaca.
Buku-buku dipajang menggunakan sistem jenjang dengan simbol hewan untuk memudahkan anak mengambil buku yang sesuai dengan kemampuan bacanya, buku juga dipajang pada jarak yang nyaman dengan jangkauan tangan anak-anak. Sistem peminjaman dibuat sedemikian mungkin sehingga anak-anak kelas rendah yang belum lancar menulis tidak perlu mengantri saat harus menulisi kartu peminjaman karena semuanya dibantu oleh siswa relawan dari kelas tinggi.
Pada kesempatan menyampaikan sambutannya, Ibu Merry Herlianis Lay selaku Kepala Sekolah menegaskan bahwa jantung pendidikan ada pada membaca. Membaca sudah seharusnya menjadi kebutuhan sehingga tanggung jawab dalam kegiatan membaca untuk anak bukan hanya tanggung jawab guru tetapi juga orang tua bahkan masyarakat.
Senada dengan itu Pendiri Taman Bacaan Pelangi, Ibu Nila Tanzil yang berkesempatan hadir, menyatakan bahwa perpustakaan adalah gudang mimpi anak-anak karena dengan banyak membaca buku anak-anak mendapat banyak inspirasi untuk bermimpi sehingga mereka akan berusaha sekuat-kuatnya untuk mencapai mimpinya. “Kalau sudah sukses, ingat bangun kampung! Dan semua itu bisa berawal dari membaca buku” demikian ungkap Nila.
Di sela-sela kemeriahan acara peresmian ini, berbagai pertunjukan bakat dan talenta anak dipentaskan, mulai dari tarian daerah, tarian modern, fashion show, senam lantai dan menyanyi. Tidak ketinggalan guru-gurupun menampilkan kegiatan membaca lantang bersama muri-murid kelas 2, sebagai media untuk menyampaikan pada orang tua bahkan seluruh undangan yang hadir, salah satu bentuk kegiatan membaca yang nantinya akan dilakukan di perpustakaan dan selanjutnya membutuhkan dukungan orang tua di rumah.
Mewakili INOVASI, Pak Andika sebagai Fasilitator Kabupaten Sumba Timur, menyampaikan harapan agar perpustakaan tidak sekadar dibuat tetapi juga harus dimanfaatkan secara optimal sehingga anak-anak mendapatkan inspirasi dan informasi dari buku tersebut. Pada kesempatan ini juga dijelaskan bahwa INOVASI adalah sebuah program kerjasama Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Australia yang berfokus pada pendidikan khususnya literasi. Tujuannya adalah meningkatkan kemampuan baca anak lewat peningkatan kapasitas guru dan peningkatan akses buku.
Sementara itu perwakilan Dinas Pendidikan Sumba Timur, Bapak Marthen Ndahawali, BSc (Kepala Seksi PAUD) menghimbau agar semua pihak dapat mendukung penyelenggaraan juga keberlanjutan perpustakaan ramah anak SDI Laipori.
baik juga datang dari Bapak Cornelis Bata orang tua siswa kelas 4, “ Semoga anak-anak bisa cepat meminjam buku karena kami orang tuapun sudah ingin ikut membaca. Banyak sekali buku di perpustakaan ini yang juga bisa dibaca oleh orang tua” ucapnya penuh semangat.
Kemeriahan Di Balik Layar
Sehari sebelum peresmian, saya ikut menyaksikan bagaimana orang tua dan guru bahu membahu mempersiapkan segala sesuatunya. Semua ambil bagian sesuai dengan tugasnya, mulai dari mengumpulkan sumbangan untuk acara peresmian, mendirikan tenda, mempersiapkan anak-anak untuk pentas seni, membersihkan beras dan sayuran, menata perpustakaan , membersihkan halaman, padahal hari itu sempat mendung tebal. Bahkan jauh sebelum ini, orang tua juga telah ikut serta dalam kegiatan renovasi perpustakaan seperti mengecat tembok dan membersihkan ruangan bersama guru-guru.
Hari itu, guru-guru tampil kompak dengan kaos biru bertulis Taman Bacaan Pelangi yang mereka cetak sendiri. Kekompakan mereka bukan hanya soal kostum tetapi juga dalam seluruh tahapan peresmian perpustakaan, ada yang mengatur perpustakaan, ada yang lematih anak-anak, ada yang mengatur jalannya acara, ada yang bermain musik, ada yang mengatur persiapan makanan dan minuman bersama mama-mama di dapur dan masih banyak lagi.
Tentu saja, ini bukan kemeriahan jelang peresmian tetapi selama ini demikianlah kekompakan yang terbangun antara sekolah dan orang tua. Semoga semangat kekeluargaan ini terus terjaga, demi membantu anak-anak mewujudkan cita-cita untuk membangun kampung. Ah, semuanya terasa manis seperti semangka yang dipetik di halaman sekolah untuk makan siang bersama saat itu.
Sumba Timur, 5 April 2019
Wenda Radjah