15 September 2018 tepat ketika pagi berganti siang, tim Taman Bacaan Pelangi memulai pembukaan perpustakaan ke-104 mereka. Tuan rumah adalah SDI Otombamba dari Kecamatan Ndona. Perpustakaan SDI Otombamba menjadi tempat terakhir dari rangkaian 2 minggu upacara peresmian di Kabupaten Ende. Kemeriahan perayaan terakhir ini benar-benar membungkus keseluruhan pembukaan perpustakaan. Hadir sebagai tamu kehormatan adalah pendiri kami Nila Tanzil, supervisor kami yang berbasis di Jakarta Ingkan Nasution, manajer proyek kami Armand W. dan tentu saja para koordinator Ende. Hadir bersama tim adalah Bapak Kanis Se dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Ende dan Sabrina E. Sarmili mewakili ProVisi Education.
Upacara dimulai dengan suara keras gong yang dimainkan oleh kepala sekolah, Simon Sengsara. Bunyi gong itu menjadi isyarat bagi seluruh sekolah untuk berdiri sementara para penari Wanda Pau membentuk 2 baris dan mengiring para tamu menuju kursi di baris depan. Permainan musik dan anak-anak berhenti menari saat para tamu telah duduk dengan nyaman. Tanpa menunjukkan tanda-tanda kelelahan dari memainkan alat perkusi, Bapak Simon Sengsara mengambil alih panggung dan memberikan sambutan yang tulus menyambut para tamu & menyapa orang tua murid , tim guru dan siswa. Semangat dan antusias sambutan Pak Simon memberi suasana yang diteruskan sepanjang acara. Sambutan demi sambutan oleh Nila Tanzil & Pak Kanis Se diselingi hiburan menghibur oleh para siswa dan guru-guru yang ikut berpartisipasi memainkan alat musik. Warga sekolah memberi sajian semenarik mungkin bagi para undangan sehingga tidak terasa waktu makan siang sudah lewat. Sepanjang pidato, Bapak Simon memastikan diri ia menyapa semua tamu, mulai dari duduk bersama orang tua di barisan belakang dan berpindah posisi untuk berbagi cerita dengan yang duduk di area depan. Ke- 13 guru dan ke-102 murid-murid menirukan intensitas yang sama yang beliau contohkan. Energi meluap-luap Pak Simon memang rentan menular sepertinya.
Tiba waktunya untuk pemotongan pita di depan perpustakaan. Dipimpin oleh Bapak Simon, kami diarahkan ke bangunan berwarna kuning cerah bergambar berbagai macam tokoh kartun anak. Di situ d Nila Tanzil, Bapak Kanis Se dan Bapak Simon Sengsara memotong pita bersama-sama. Peresmian tidak kemudian berhenti di situ, sekolah juga telah menyiapkan tumpeng nasi kuning beserta lauk untuk dipotong sebagai lambang awal yang diberkati dari sesuatu yang baru, perpustakaan. Sementara orang-orang dewasa sibuk dengan makanan, anak-anak berkerumun di dalam perpustakaan berburu buku-buku untuk dinikmati. Saking banyaknya anak yang masuk perpustakaan berukuran 7 x 8 meter itu langsung terasa penuh. Saking padatnya sehingga kami membutuhkan lebih dari 2 koordinator & 1 pustakawan untuk mengawasi mereka berseliweran di antara rak buku. Situasi riuh tidak berlangsung lama, begitu anak-anak menemukan buku incaran mereka segera mencari sudut membaca walaupun harus berdempetan sedikit dengan kawan-kawannya. Berlawanan dengan perpustakaan, kerumunan orang di luar baru saja memulai keramaian mereka. Dipimpin oleh Bapak Simon, para undangan mulai menari dan berpesta. Orang tua dan guru tentunya ikut merayakan dengan lega usaha mereka selama berbulan-bulan demi menyiapkan peresmian hari ini. Saat Simon berkata, “bekerja.”, Semua turut turun tangan. Hari itu Simon berkata, “Pesta.” Semuanya pun ikut berpesta.
J.J.