Pada pagi hari tanggal 15 September 2018, pukul 8.45 waktu setempat Ende, Nila Tanzil, pendiri Taman Bacaan Pelangi tiba di SDK Detumbawa dalam pakaian formal & balutan sarung tenun. Didampingi oleh salah satu pengawas kami, Ingkan Nasution, Armand W., Manajer Proyek, Sabrina E.Sarmili mewakili ProVisi Education dan Bapak Kanisius Se dari Departemen Pendidikandan Kebudayaan Ende. Kami semua ada di sana untuk merayakan dan meresmikan pembukaan perpustakaan ramah anak ke-103 bersama mitra sekolah di Indonesia Timur. Bapak Petrus Tika, kepala sekolah tidak bisa menyembunyikan betapa bangganya dia akhirnya menjadi salah satu mitra sekolah dari total 38 sekolah yang dapat bekerja sama dengan kami di kabupaten Ende.
Diiringi tarian selamat datang Wanda Pau oleh para siswa, para tamu berjalan ke aula resepsi di mana orang tua siswa sudah duduk manis dalam pakaian tradisional mereka,Lawo Lambu. Penuh kegembiraan melihat para tamu undangan serta anak-anak mereka yang sudah berdandan dan berlatih menari. Pidato disampaikan secara ringan dan singkat oleh Bapak Petrus, Bapak Kanis dan Nila Tanzil dengan selingan pertunjukan anak-anak di antara setiap pidato. kemudian tiba waktunya untuk memotong pita peresmian. Semua orang berkumpul di depan gedung perpustakaan oranye, menunggu VIP untuk membuat gerakan simbolis. “Snip-Snip.”, Dan pita pun jatuh ke lantai diikuti sorakan dan tepuk tangan dari kerumunan orang tua dan anak-anak yang sudah tidak sabar ingin meninjau isi perpustakaan baru mereka.
Satu demi satu undangan masuk dan melihat-lihat fitur perpustakaan. Sebelumbergantian giliran mereka memastikan berfoto si salah satu sudut berwarna perpustakaan. Beberapa tetap tinggal di dalam untuk mendampingi para siswa yang kini telah bergerombol di antara sudut baca dan bahkan di antara rak buku. Beberapa terlihat senang dibacakan buku, beberapa lainnya sibuk mengeksplorasi pilihan bacaan. Kisah demi kisah mereka baca di hari pertama perpustakaan tersebut berjalan. Segera setelah mereka menemukan kisah yang mereka gandrungi, wajah mereka kemudian terkubur di antara halaman. Selamat membaca, Anak-anak SDK Detumbawa!