Di bawah teriknya matahari Pulau Ende pada 12 Sept 2018, orang-orang di SDN Puutara sibuk dengan kegiatan masing-masing, namun tidak ada di antara mereka yang melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Malah, sekolah yang biasanya tenang saat itu berisik karena ada satu speaker besar yang mengeluarkan suara lagu-lagu berbahasa Indonesia yang kadang dinyanyikan juga oleh orang-orang yang mendengarkan. Para siswa pun langsung berkumpul mendekat speaker saat lagu “Goyang Dua Jari” dan “Lagi Syantik” dimainkan sambil bergerak sesuka hati mereka seolah menantang panasnya matahari hari itu.
Yang mereka lakukan saat itu adalah mempersiapkan acara peresmian perpustakaan SDN Puutara yang akan dimulai pukul 13.00 karena tim Taman Bacaan Pelangi sedang menghadiri peresmian di SDI Metinumba 1 dan SDI Metinumba 2.
Kepala sekolah, para guru, pustakawan, dan para murid mendapatkan tugas masing-masing untuk acara besar ini. Semua ingin memastikan acara kali ini berjalan dengan baik, sehingga mereka rela mengeluarkan tenaga dan waktu untuk menjamu para tamu yang akan hadir merayakan peresmian perpustakaan.
Sekitar pukul 13.00 WITA, para tamu akhirnya hadir dan dipersilakan duduk bersama para orang tua yang hadir. Tamu disuguhi acara menarik dari para siswa, salah satunya tarian modern dengan latar belakang lagu favorit yang membuat mereka mendekat ke arah speaker sebelumnya. Hadirin yang terdiri dari Camat Pulau Ende, Pendiri Taman Bacaan Pelangi, Nila Tanzil, Kabid di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kab. Ende, Mas Djuwita, dan para orang tua yang hadir dibuat terhibur oleh tingkah lucu anak-anak ini.
Saat acara pengguntingan pita, semua yang hadir ikut bersorak sorai atas dibukanya perpustakaan di sekolah mereka, yang terletak kurang lebih 1 jam perjalanan menggunakan kapal dari pusat kota Ende.
Salah satu yang menarik perhatian saya hari itu adalah kepedulian Camat Pulau Ende atas pendidikan di daerahnya. Beliau bersedia menyediakan waktu untuk bisa menghadiri momen ini dan menyaksikan sendiri bagaimana anak-anak antusias saat membaca buku di perpustakaan.
Ketika akhirnya orang tua dan siswa SDN Puutara masuk ke perpustakaan, terlihat kelegaan dan rasa bangga di wajah para guru. Bagaimana tidak? mereka yang selama ini bekerja keras menata buku, menjenjangkan, dan menuliskan daftar buku. Beberapa hari sebelum peresmian, salah satu guru bercerita kepada saya bahwa ada satu hari di mana mereka pulang jam 9 malam dari sekolah karena ingin segera menyelesaikan penataan di perpustakaan. Luar biasa!
Sekarang, semua yang mereka usahakan dapat terbayar. Semoga semangat ini tidak akan menurun sehingga anak-anak di SDN Puutara dapat memiliki kebiasaan membaca, baik di sekolah maupun di rumah.