Jauh di barat Ende, tepat di luar batas kota, terletak sebuah sekolah dasar yang terlihat lapang dengan 199 siswa. Ialah SDK Nangamboa dari kecamatan Nangapanda yang dijalankan oleh Kornelis Kasa dan tim tim gurunya yang solid. Karena posisi sekolah yang tidak terjangkau sinyal, seseorang harus menempuh 2 km ke arah timur untuk mendapatkan koneksi telepon. Meskipun tidak memiliki penerimaan di area sekolah, cukup mudah bagi kami di Taman Bacaan Pelangi untuk berhubungan dan membuat pertemuan dengan sekolah melalui proses panjang dan berlapis dalam mengembangkan perpustakaan yang ramah anak. Mulai dari pemilihan sekolah, perpustakaan renovasi, distribusi furnitur, penjenjangan buku dan penataan ruang demi mempersiapkan perpustakaan untuk hari peresmian. Salut kami untuk tim guru yang energik & UPT Nangapanda yang sangat membantu khususnya dalam hal menyampaikan pesan penting dan kabar terbaru antara sekolah dan kami sebagai mitra perpustakaan.
Tidak hanya kendala sinyal yang kami taklukkan, bersama dengan SDK Nangamboa, tim TBPelangi berhasil mengubah bangunan 7 x 8 meter dari bangunan yang dahulu digunakan sebagi ruang guru menjadi perpustakaan fungsional berwarna biru & hijau lengkap dengan 1200 buku cerita untuk anak-anak usia 6 hingga 12 tahun. Semua perbaikan ini tidak akan mungkin tanpa dukungan terus menerus dari orang tua & ketua komite, Rudolfus Ndate. Kerja sama mereka telah membantu sekolah selama renovasi, orientasi dan pada pelantikan. Komitmen tersebut menyaadarkan kami betapa sedikit peran jaringan komunikasi selular bagi suatu komunitas yang solid.
Rasa kagum yang sama hadir di wajah kami pada 5 September 2018 pagi itu, hari pembukaan perpustakaan SDK Nangamboa. Upacara dijadwalkan mulai pukul 9 pagi dan kami tiba di 8.50 untuk menemukan setiap anggota masyarakat telah duduk di bawah tenda, mereka sudah ada sejak jam 7.30 pagi. Para tamu yang terhormat terdiri dari Eva Muchtar yang mewakili pendiri Taman Bacaan Pelangi, Kepala Bagian Perpustakaan Ende-Bapak Martijn, dan perwakilan Kanis Kadha dari kecamatan Nangapanda mewakili Departemen Pendidikan & Kebudayaan Ende dan Armand W. Manajer Projek kami dikawal menuju tenda perayaan tidak hanya dengan tari Ja’i tetapi juga dengan senyum hangat mereka. Kami dapat melihat betapa bangganya mereka semua terhadap perpustakaan baru mereka yang telah dicat oleh alumni sekolah, disiapkan selama berbulan-bulan oleh tim guru dan masyarakat, dirayakan oleh semua orang.
Pidato dan hiburan disampaikan satu per satu di teras perpustakaan dan kemudian tiba waktunya untuk meresmikan perpustakaan dengan pemotongan pita. Para siswa bersorak keras sambil bertepuk tangan ketika pintu terbuka dan mereka akhirnya bisa menelusuri perpustakaan. Sudah jelas bahwa mereka telah menunggu untuk menikmatin buku-buku cerita di dalamnya. Kelompok demi kelompok para siswa masuk dan membaca. Ibu Devin, pustakawati tertunjuk SDK Nangamboa memastikan mereka bergantian masuk agar ruangan tidak terlalu sesak. Orang tua & tamu lain juga disambut untuk bergabung dengan anak-anak untuk melihat-lihat maupun berfoto bersama.
Seiring berjalannya hari dan makan siang disajikan, lalu lintas perpustakaan terus berjalan. Begitu juga perayaan di luar. Seseorang dari tim guru menyarankan kami menari dengan iringan Lagi Syantik & Goyang 2 Jari, 2 lagu hit terkini yang cukup digilai oleh khalayak Flores. Orang dewasa, remaja, anak-anak baik mereka tamu atau tuan rumah ikut bersenang-senang bergoyang tidak hanya sekali namun berkali-kali. Kehadiran kami kemudian diakhiri tarian tradisional Ja’i, yang menjadi tarian pendamping yang diberikan oleh SDK Nangamboa untuk mengantarkan kami beranjak untuk berangkat ke pembukaan perpustakaan berikutnya hari itu . Dengan maupun tanpa sinyal telepon perayaan hari berjalan dengan lancar dengan hangat, meriah & memuaskan.