“Kakak, saya paling senang punya perpustakaan baru” Bisik Icha di telinga saya usai acara peresmian perpustakaan di sekolahnya. Tak hanya satu Icha yang merasa senang, banyak Icha-Icha lain yang juga menampakkan binar mata bahagia.
Momen peresmian perpustakaan memang salah satu acara yang paling ditunggu-tunggu. Bagi kepala sekolah, para guru, dan pustakawan peresmian menjadi momen di mana mereka melihat hasil kerja keras selama proses, sekaligus menjadi awal dimulainya berbagai kegiatan di perpustakaan. Bagi anak-anak, momen peresmian seperti menjawab rasa penasaran mereka terhadap perpustakaan barunya. Dan bagi kami, Taman Bacaan Pelangi, ini menjadi suntikan semangat untuk terus melangkah- lagi dan lagi.
Di penghujung Juli lalu, Taman Bacaan Pelangi meresmikan perpustakaan ke-83 yang berada di SD Masehi Payeti 2. Kabar gembira, bukan? Ini juga sekaligus menjadi perpustakaan ramah anak pertama di dataran tanah Humba.
Dihadiri oleh Wakil Bupati Sumba Timur, Bapak Umbu Lili Pekuwali, acara ini berlangsung dengan meriah sekaligus khidmad. Meriah dengan berbagai penampilan anak-anak – drumband, tarian dan nyanyian- serta para guru dan komite dengan pakaian adatnya. Juga khidmad dengan sambutan dan do’a-do’a yang terpanjat dari tamu dan para orang tua.
Dalam sambutannya, Bapak Wakil Bupati memberikan apresiasi kepada Taman Bacaan Pelangi yang telah hadir dan turut serta dalam membangun pendidikan, khususnya literasi, di Sumba Timur. Beliau mengakui bahwa kualitas melek literasi di Sumba Timur masih merangkak, untuk itu butuh kerja sama ekstra dari banyak pihak.
Kabar gembira dari Sumba ini tak mungkin terwujud tanpa dukungan dari keluarga Widyatmoko sebagai donatur perpustakaan ini. Ibu Rita dan Bapak Banu yang berkesempatan menghadiri peresmian ini begitu antusias. Mereka bahkan mendampingi anak-anak menjelajahi perpustakaan baru mereka, lho. Seru, ya!
Semoga sepotong kabar dari Sumba ini menjadi pengingat, bahwa masih banyak orang-orang baik yang mau berkolaborasi untuk pendidikan anak-anak di ujung negeri.