Ketika mendengar program Duta Baca Taman Bacaan Pelangi (#DutaBacaTBPelangi), saya sangat senang membayangkan anak-anak perpustakaan Taman Bacaan Pelangi dari berbagai tempat akan berkumpul di Labuan Bajo, Flores, NTT.
Acara ini akan menjadi kegiatan pertama bagi Taman Bacaan Pelangi yang bisa mendatangkan adik-adik dari berbagai daerah untuk berbagi cerita mengenai kesukaan mereka akan buku dan berjumpa dengan teman-teman sebaya dari kebudayaan yang berbeda.
Setelah melewati proses yang lumayan panjang, ahkhirnya terpilih lah 18 anak dari 9 perpustakaan Taman Bacaan Pelangi yang ada di Raja Ampat (SDN 2 Waisai & SDN 25 Moko), Alor (SD GMIT Pitungbang), Flores (SDI Kaca, SDK Pongkor, SDK Melo, SDN Labuan Bajo 2), dan Sumbawa (SDN Nijang & SDN 4 Alas). Dua anak dari setiap sekolah berhasil terpilih melalui tulisan yang mereka kirimkan.
Akhirnya hari yang ditunggu-tunggu pun tiba. Tanggal 18 Mei adalah hari menunggu kedatangan semua peserta di Labuan Bajo. Saya kebagian tugas untuk menjemput rombongan di bandara. Saya tidak sabar ingin segera bertemu mereka. Waktu terasa lama berputar saat menunggu seperti ini. Heheh…
Satu demi satu rombongan pun berdatangan. Saya menyambut mereka dengan senyum dan peluk hangat. Saya tidak bisa melepaskan ingatan saya akan pertemuan kami di bandara. Kami pun saling melepas rindu, mengingat saya sudah lama tidak bertemu dengan mereka.
Selama tiga hari (18 – 20 Mei) adik-adik #DutaBacaTBPelangi akan mengikuti rangkaian kegiatan yang sudah disusun oleh panitia. Hari pertama adalah hari berkenalan satu dengan yang lain. Sambil menyantap makan malam di Paradise Bar, adik-adik diberi kesempatan untuk membaca cerita mereka dan menunjukkan bakat ke teman-teman mereka.
Sasa dan Meli dari SDN 25 Moko, Waisai, Raja Ampat berhasil membuat semua peserta dengan cerita MOP khas Papua yang mereka bawakan. Passya dari Sumbawa membawakan cerita dalam Bahasa Inggris.
Asni dan Bunga dari SDK Pongkor menyanyikan lagu Bahasa Manggarai. Saya sungguh terharu melihat adik-adik yang tinggal jauh di desa pun memiliki rasa percaya diri dan berani tampil.
Saya juga melihat kemampuan membaca cerita yang dimiliki oleh Erik dan Siska. Mereka adalah adik-adik dari SDI Kaca, Manggarai, NTT. Beberapa kali saya berkunjung ke sekolah mereka, dan mereka pun memang anak-anak yang manis dan baik. Sungguh sahabat cilik yang manis!
Keesokan harinya, semua adik-adik Duta Baca beserta guru pendamping berkunjung ke Taman Nasional Komodo yang ada di Pulau Rinca. Kurang lebih satu setengah jam perjalanan dengan kapal dari Labuan Bajo. Selama di perjalanan kami pun menghabiskan waktu bercerita, bernyanyi, berjoget, dan bercanda.
Passya selalu bertanya kapan akan sampai, padahal bari 15 menit lalu kapal mulai berangkat. Hahah.. sudah tidak sabar katanya. 😀
Saya berada satu kapal bersama Sasa, Meli, Haris, Yuyun, Passya, dan Ade. Mereka yang baru semalam bertemu sudah seperti berteman bertahun-tahun. Hahah… Mereka saling bercanda dan bercerita seperti sahabat lama yang berjumpa kembali. Yuyun dan Haris yang berasal dari Melo, Flores memang masih tampak malu-malu, tapi teman-teman baru mereka tidak menyerah untuk mengajak mereka bercerita. Hahah… 😀
Meli dan Sasa juga bercerita MOP Papua selama berada di dalam kapal. Passya berinisiatif untuk berjoget, dan tentunya saya juga ikutan joget. 😀
Sesampainya di Pulau Rinca, anak-anak terlihat sangat senang dan tidak sabar untuk segera bertemu dengan Komodo. Hewan purba yang biasanya mereka lihat di televisi atau buku ini pun akan segera mereka saksikan dengan mata kepala sendiri.
Saya turut merasakan kesenangan mereka. Sama seperti saya ketika pertama kali berjumpa dengan Komodo, seperti bertemu sahabat lama juga. Loh?! 😀
Setelah melalui trekking singkat bersama, kami pun kembali ke kapal dan segera berangkat menuju Pulau Kanawa.
Di Pulau Kanawa, adik-adik akan mengikuti permainan-permainan yang sudah disiapkan oleh kakak-kakak dari Taman Bacaan Pelangi. Ahhh… mereka pun tetap bersenang-senang dan tidak ada lelahnya. Hahah… iyalah. Mereka punya stok energi dan tenaga yang banyak.
Semua adik-adik mandi seru-seruan di pantai. Untuk adik-adik yang rumahnya jauh dari pantai, ini menjadi momen bagi mereka untuk menikmati laut. Senang sekali merekaaa!!!
Sampai sekitar pukul lima sore kami baru pulang dari Pulau Kanawa menuju Labuan Bajo.
Acara malam itu akan dilanjutkan dengan tukar kado yang sudah disiapkan dari daerah masing-masing. Pembagian kado pun sangan seru sekali. Misalnya Erik dari Flores mendapatkan kado kenang-kenangan khas dari Raja Ampat berupa topi bentuk Manta Ray. Erik sangat senang dengan kado yang ia dapatkan, dan berjanji akan selalu memakai topi itu kemanapun. Erikkk oh erikk.. kamu lucu sekali! Adik-adik lain pun senang dengan kenang-kenangan yang mereka dapatkan.
Hal yang membuat malam itu terasa sendu adalah karena malam itu akan menjadi malam terakhir kami berkumpul bersama sebelum keesokannya kembali ke daerah masing-masing. Sedihhh….!
Hari Sabtu, 20 Mei adalah hari terakhir kegiatan adik-adik #DutaBacaTBPelangi 2017. Semua peserta berkumpul di SDN Rangga Watu, Manggarai Barat, NTT untuk turut meresmikan perpustakaan Taman Bacaan Pelangi yang ada di sekolah. Adik-adik #DutaBacaTBPelangi hadir menggunakan pakaian adat masing-masing. Sungguh keunikan Indonesia yang terdiri dari bermacam-macam suku bangsa turut terasa saat itu.
Setelah acara peresmian perpustakaan, saatnya mereka untuk pulang ke daerah masing-masing. Air mata keharuan karena akan berpisah dari sahabat baru mereka memenuhi sisa waktu yang ada. Mereka saling berpelukan dan memberikan janji bahwa suatu saat mereka akan berjumpa lagi.
Sejak pertama kali berjumpa mereka sudah menjadi sahabat. Pengalaman menyenangkan bersama-sama selama tiga hari tidak akan pernah dilupakan. Mereka akan selalu menjadi sahabat. Sahabat yang dipertemukan oleh kecintaan akan buku dan perpustakaan.
Jadi, kebersamaan adik-adik #DutaBacaTBPelangi ini mengingatkan saya betapa mereka adalah anak-anak yang penuh dengan potensi. Mereka memiliki keunikan masing-masing yang ketika berkumpul dan diberi kesempatan, mereka bersinar terang.
Saya merasakan bahwa mereka memiliki sinar yang tersimpan di dalam diri. Mereka menunggu kita orang dewasa yang ada di sekitar mereka untuk memberikan kesempatan kepada mereka untuk menunjukkan sinar-sinar itu. Ahhh… sungguh ke-18 anak-anak ini adalah harta karun.
Sampai jumpa lagi ya adik-adik! Kaka berdoa semoga kalian tetap bersinar dengan bakat dan keberanian yang kalian miliki di sekolah, di rumah, maupun di daerah masing-masing.
Labuan Bajo, 26.5.2017
Monik
kangen jadinya:(
kapan ya kita bisa kumpul lagi