Tidak jauh beda dengan SDI Werang, untuk menempuh SDI Kondas juga membutuhkan waktu sekitar dua jam perjalanan dengan kondisi jalan rusak parah. Sering berada di Flores akan membuat kita terbiasa dengan jalanan yang kondisinya rusak parah. Menemukan jalanan mulus seperti mukjijat kalau di sini. Heheh…
Bapak Alos, kepala sekolah SDI Kondas sudah bekali-kali menelepon untuk mengabari persiapan peresmian perpustakaan di sekolah. Bahkan, setiap jam beliau selalu memastikan bahwa tim Taman Bacaan Pelangi sudah berangkat dari Labuan Bajo. Beliau tidak mau ketika kami tiba, keadaan masih ‘huru-hara’. Begitu beliau menggambarkan persiapan peresmian kali ini.
Setelah tim Taman Bacaan Pelangi tiba di Kondas, ternyata para tetua adat dan anak-anak telah berdiri dan berbaris untuk menyambut kami. Anak-anak dengan baju adat kebanggan mereka telah siap dengan tepuk tangan dan senyum terbaik mereka.
Setelah disambut secara adat Manggarai yang ditandai dengan penyerahan ayam, bir, uang, dan rokok, acara pun dilanjutkan dengan berbagai atraksi dari anak-anak.
Sanda, semacam vokal grup tradisional khas Manggarai menjadi suguhan yang tidak kalah menarik. Ibu Ellen, sang pustakawan tidak bisa berhenti dari kerepotan mempersiapkan suguhan dalam acara yang turut dihadiri oleh orang tua murid.
Anak-anak sangat gembira menyambut peresmian perpustakaan Taman Bacaan Pelangi di sekolah mereka. Buku cerita anak sejumlah kurang lebih 1300 eksemplar akan mewarnai kegiatan membaca mereka di perpustakaan. Semoga kehadiran perpustakaan Taman Bacaan Pelangi ini memberikan dampak bagi kurang lebih 196 siswa di sekolah ini. 🙂
Selamat membaca ya adik-adik!
Monik