Senyum Anak-anak Menjadi Pelangi baru

Setelah tertunda beberapa waktu, akhirnya saya memutuskan untuk berkunjung ke Taman Bacaan Pelangi di Batara Gowa, Makassar sebagai kunjungan pertama saya. Dari Jakarta saya berangkat sendiri dengan membawa puluhan buku bacaan, buku tulis dan peralatan menggambar. Tak sabar hati saya untuk segera bertemu dengan anak – anak disana nantinya.

Sesampai di Makassar saya naik damri dan janjian bertemu dengan Redo, salah satu pengelola Taman Bacaan Pelangi Batara Gowa. Kami bertemu di Gedung Kesenian Societeit de Harmonie, Makassar dan dengan jarak tempuh kurang lebih 45 menit, sampailah saya di Taman Bacaan Pelangi Batara Gowa.

Terlihat sekitar sepuluh anak sedang menunggu kedatangan saya sambil mereka bermain dan sejujurnya saya berfikir keras apa yang harus saya lakukan karena saya tidak mempersiapkan acara apapun untuk mereka. Dan satu persatu pun anak lainnya mulai berdatangan.

Hmm.. saya memulainya dengan membuat suasana ceria memanggil mereka dan berkenalan satu per satu, setelah berkumpul di gazebo anak – anak ini langsung duduk dengan manisnya, dan saya pun langsung membagikan kelompok perempuan dan laki – laki.

Siapa mau mewarnai? Siapa yang mau menggambar? “saya kak, saya kak..” suara riang anak – anak disini mulai terdengar. Oke, sekarang kita mewarnai. Ada yang minta gambar Cinderella, ada juga yang mewarnai buah-buahan hingga mewarnai iron man. Suasana gazebo mulai hening, anak-anak mulai konsentrasi pada gambar yang mereka warnai, tetapi ada saja yang iseng dengan mengambil pensil warna temannya.

Selama mewarnai, saya mulai bertanya mereka bersekolah dimana? Kelas berapa? Cita-cita mereka dan hobi mereka. Kemampuan interaksi anak-anak ini cukup baik, bahkan ada yang berinisiatif lebih dengan membantu temannya untuk menjadikan warna warni dalam gambarnya semakin indah dilihat.

Setelah mewarnai saya membagi kelompok untuk anak-anak perempuan, rata-rata mereka kelas 2,3,4,5 dan 6 SD. Kelompok pun terbagi dua, mereka beradu permainan Cepat Tepat Puzzle dengan waktu yang saya berikan 10 menit. Selama games berlangsung mereka saling mempengaruhi kelompok lawan agar konsentrasi mereka pecah, dan tidak sampai 10 menit pun salah satu kelompok sudah berteriak-teriak “kami selesai, kami menangggg”

Lain halnya dengan kelompok laki-laki yang sebagian besar hobi bermain bola, tebak-tebakan pemain bola (jujur saya buta akan sepak bola), seperti biasanya anak laki-laki mereka punya energi yang lebih apalagi kalau judulnya bermain.

Saya sangat senang dengan antusiasme, canda dan tawa yang mereka miliki hari ini membuat pelangi dalam hidup saya semakin berwarna, terima kasih Taman Bacaan Pelangi semoga kehadiranmu dapat membantu anak-anak disini semakin cerdas dan memiliki mimpi yang indah untuk Indonesia.