Sudah beberapa kali saya menyaksikan Ibu Theresia Menge, atau yang akrab disapa Ibu Thres ini saat melakukan kegiatan membaca dengan anak-anaknya di kelas I. Pembawaannya yang halus dan lembut ternyata memiliki daya tarik sendiri saat sedang membacakan cerita loh!

Waktu itu Ibu Thres sedang membacakan “Bubu si Ambulans” kepada anak-anak saat praktik Belajar dari Rumah (BDR) yang sedang dipimpinnya akan segera selesai. Kegiatan membaca cerita sebelum bubar ini sangat kami sarankan untuk menambah kesenangan anak akan buku di usia dini.

Saat Ibu Thres membacakan buku “Bubu si Ambulans”, saya menyaksikan bagaimana reaksi anak didiknya pada saat itu. Mata mereka berbinar-binar. Rasa kagum akan gambar warna-warni yang ada pada buku juga membuat anak-anak berdiri mendekat ke arah Ibu Thres. Selain itu, saya juga melihat anak-anak tertawa saat mendengar Ibu Thres mengulang-ulang bunyi-bunyi lucu yang ada di dalam cerita. Seperti bunyi sirene ambulans, suara batuk, dan suara ekspresi senang.

Pagi itu saya semakin percaya bahwa membacakan cerita kepada anak-anak mampu memberikan momen ajaib. Rasa senang bersama-sama dan tertawa karena cerita yang lucu menjadi semacam pelipur lara, terutama di saat pandemi ini.

Banyak juga anak-anak yang saya temui mengaku bahwa mereka rindu bertemu dan bermain dengan teman-teman mereka seperti sebelum pandemi ini. Waktu BDR yang terbatas juga tidak terlalu menyenangkan untuk mereka kalau ingi berinteraksi dengan teman-teman seumuran.

Mudah-mudahan dengan membacakan cerita ini, kita orang dewasa dan semua guru bisa memberikan secercah kegembiraan kepada anak-anak kita.

Terima kasih, Ibu Thres!

 

Untuk membaca buku “Bubu si Ambulans” bisa diakses melalui tautan ini

Ende, Sept 2020