“Surga mungkin perpustakaan besar, isinya semua adalah cokelat. Kau bisa membuka dan memakan semuanya” (Anonim)

“Semoga kehadiran Perpustakaan Ramah Anak ini, merupakan bagian dari ikhtiar kita bersama untuk memajukan literasi di Sumba Barat Daya. Mohon perpustakaan ini dimanfaatkan secara baik oleh pihak sekolah agar berguna bagi anak-anak” demikian satu bagian dari sambutan Wakil Bupati Sumba Barat Daya, Bapak Marthen Christian Taka, S.IP dalam peresmian Perpustakaan Ramah Anak ke 113 di SD Inpres Poma tanggal 11 September 2019.

SDI Poma merupakan satu dari dua SD yang terpilih untuk melaksanakan program Perpustakaan Ramah Anak, kerjasama INOVASI dan Taman Bacaan Pelangi di Sumba Barat Daya. Dengan jumlah siswa sebanyak 502 anak dan 14 rombongan belajar, penerapan program Perpustakaan Ramah Anak menjadi unik karena jumlah siswa yang harus dilayani per kelas untuk jam kunjung sebanyak rata-rata 40 anak. Tentu saja ini bukan perkara mudah namun juga bukan hal yang tidak mungkin dilakukan karena pada pelatihanpengelolaan perpustakaan dan jam kunjung bagi Kepala Sekolah, Guru dan Pustawakan pada bulan Juli- Agustus 2019 yang lalu, telah disepakati sejumlah strategi untuk mengoptimalkan layanan perpustakaan ini nantinya.

Wakil Bupati Sumba Barat Daya saat akan melakukan pengguntingan pita

Peresmian Perpustakaan Ramah Anak yang berlangsung meriah itu dihadiri juga oleh sejumlah undangan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sumba Barat Daya, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Sumba Barat Daya, Bappeda Sumba Barat Daya, Pegawas SD se kecamatan Kota Tambolaka, Kepala Sekolah Segugus Poma, Komite SDI Poma juga orang tua siswa.

Dalam sambutan Provincial Manager INOVASI NTT yang dibacakan oleh Education Officer NTT Ibu Kania Dewi, INOVASI sendiri berharap agar SDI Poma bisa menjadi model bagi sekolah lain dengan membagikan pengetahuan dan ketrampilan terkait perpustakaan yang telah dimiliki agar anak-anak lain juga tertarik untuk membaca. Selain itu, buku-buku yang ada haruslah dimanfaatkan untuk pengembangan anak. “Mari kita bantu membuka jendela anak seluas-luasnya untuk melihat dunia” demkian kata Ibu Kania di penghujung sambutannya.
Sedangkan Program Manager Taman Bacaan Pelangi (TBP) Ibu Monika Harahap, dalam sambutannya justru menegaskan bahwa tugas sekolah yang sesungguhnya bukan terletak pada kemeriahan hari peresmian  tetapi justru pada masa setelah peresmian agar jam kunjung perpustakaan dan pengelolaan perpustakaan berjalan dengan baik.
Peresmian perpustakaan hari itu dibuka dengan kemeriahan tarian Woleka, tarian khas Sumba Barat Daya untuk menyambut tamu, yang dibawakan oleh anak-anak. Selain itu ada juga persembahan tarian lain dan lagu. Semuanya menambah semarak di hari yang berbahagia itu.

Tarian Penyambutan Tamu

Ibu Kristina Kondi selaku Kepala Sekolah SDI Poma tidak bisa menyembunyikan rasa harunya. “Dulu kami semabarang saja perlakukan perpustakaan, kami simpan segala macam barang disana. Macam gudang saja kami buat. Tetapi setelah kami dapat pelatihan, kami jadi paham bahwa urusan perpustakaan ini bukan lagi main-main” ungkapnya penuh haru.

Kebahagian juga terpancar dari wajah orang tua yang berkesempatam mengunjugi perpustakaan setelah acara pengguntingan pita bahkan beberapa diantara mereka meyempatkan diri menemani anaknya memilih dan membaca buku. Bahkan Ibu Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Sumba Barat Daya memilih duduk membaca buku cerita di pojok ruangan setelah acara ramah tamah selesai.

Orangtua siswapun asyik menikmati buku di perpustakaan

Kegembiraan paling besar tentu datang dari anak-anak. Beberapa hari sebelum perpustakaan diresmikan mereka selalu curi-curi waktu untuk menengok ke dalam perpustakaan, sekadar memastikan kapan saatnya untuk mereka masuk dan membaca buku. Dan hari itu, ketika mereka dipersilakan masuk untuk membaca, ruangan seketika penuh. Masing-masing langsung memilih bukunya sendiri dan mencari tempat duduk paling nyaman. Ah, semoga kegembiraan ini terjadi terus sampai akhirnya. Selamat datang Perpustakaan Ramah Anak ke 113 di Kawasan Timur Indonesia. Dari Timur kami buat dunia literasi Indonesia semakin berwarna!

Hari pertama menikmati perpustakaan

 

Wenda Radjah

September 2019