Rendanhya angka literasi di daerah sumba tentu menjadi hal yang sangat memilukan bagi semua pihak. Hal ini dibuktikan oleh data Indonesian National Assessment Program (INAP) yang menyebutkan bahwa NTT memiliki skor kebahasaindonesiaan 34,4 nilai ini berada jauh di bawah nilai rata-rata nasional yaitu 39,3.

Bahkan saat kita menelusuri secara mendalam, ada anak- anak di tingkat SMP yang belum bisa membaca. Di saat guru- guru SMP harus menyampaikan materi pelajaran yang lebih mendalam, tetapi justru dihadapkan pada masalah siswa yang belum bisa membaca. Lalu bagaimana kita bisa menuntut guru- guru ini untuk memenuhi silabus, ataupun RPP yang sudah disusun. Sementara rencana pembelajaran di tingkat SMP dan ke atas, itu sudah disusun dengan asumsi bahwa tidak ada anak lagi yang tidak bisa membaca.?

Ini adalah pertanyaan besar yang harus segera ditemukan jawabannya. Kita sadar bahwa, untuk memperbaiki kondisi ini, kita tidak hanya bisa mengandalkan Dinas Pendidikan ataupun lembaga yang terkait langsung, mengingat tenaga dan bahkan juga mungkin biaya yang masih terbatas. Juga inovasi- inovasi efektif perlu diserap dari daerah- daerah lain yang sudah sukses melalui tantangan literasi ini.

Pemda, Dinas Pendidikan, Orang Tua, tokoh lokal juga harus berkolaborasi untuk memecahkan masalah ini. Tentu keterlibatan dari luar juga diperlukan untuk membantu. Seperti misalnya hadirnya INOVASI yang fokus pada peningkatan angka literasi di daerah sumba. INOVASI dalam hal pemenuhan kebutuhan bahan bacaan ini, menjalin kemitraan dengan Taman Bacaan Pelangi dalam pendirian perpustakaan ramah anak di daratan sumba.

Untuk masing- masing kabupaten, Taman Bacaan Pelangi sudah mendirikan dua perpustakaan di masing- masing daerah (Total ada 8 Perpustakaan yang bermitra dengan Inovasi), dan juga ada 3 perpustakaan ramah anak non inovasi di Sumba Timur dan 2 Perpustakaan di Sumba Barat (dalam proses renovasi). Sehingga total keseluruhan ada 11 Perpustakaan se- daratan Sumba. Salah satunya adalah Perpustakaan Ramah Anak di SDN Lokory yang baru saja diresmikan tanggal 12 September 2019 kemarin. Ini adalah salah satu langkah untuk menyambut Desa Lokory menjadi Desa Literasi.

Tentu harapannya adalah perpustakaan ramah anak di SDN Lokory ini bisa menjadi rujukan, tidak hanya bagi sekolah- sekolah dasar di sumba barat, tetapi juga bagi taman-taman baca desa ataupun yang ketika ingin mendirikan taman bacaan.

Tahun 2020, Dinas Pendidikan Sumba Barat, sebagaimana yang disampaikan oleh Pak Yehuda (Sekretaris Dinas Pendidikan Sumba Barat) bahwa Dinas sudah berencana untuk mereplikasi perpustakaan ini untuk dibuka di sekolah-sekolah dasar yang lain, tentunya dengan menggunakan anggaran dari Dinas Pendidikan.

Ini adalah kabar gembira bagi semua, bahwa sekolah yang lainpun, yang tidak didampingi oleh Taman Bacaan Pelangi juga akan bisa merasakan Perpustakaan Ramah anak. Langkah besar ini semoga memiliki dampak yang besar juga untuk meningkatkan angka literasi di Daerah Sumba, khususnya Sumba Barat.

Perpustakaan Ramah Anak di SDN Lokory baru saja diresmikan dan ini adalah perpustakaan ke 114 dari Taman Bacaan Pelangi. Perpustakaan ini berlokasi di Desa Lokory, Kecamatan Tana Righu, Kabupaten Sumba Barat. Perjalanan baru saja dimulai. Ini adalah garis Start bagi SDN Lokory untuk mulai berlari, menuju sekolah dengan tingkat literasi yang tinggi, dan menumbuhkan rasa kecintaan anak terhadap buku.

Dan ketika Perpustakaan ini direplikasi di sekolah- sekolah yang lain, mereka pun akan ikut berlari bersama dan menuju garis finish yang sama, adalah tentang anak yang mencintai buku. Selamat memulai dan selamat mencintai buku.

Salam Literasi!