Tidak dapat dipungkiri bahwa “keberlanjutan” adalah masalah yang selalu dihadapi dalam menjalankan suatu program. Tak jauh berbeda dengan Taman Bacaan Pelangi, yang selalu menjadi PR adalah bagaimana agar Taman-Taman Baca yang sudah berdiri ini tetap bisa berjalan sebagaimana seharusnya dan terus mampu melayani keinginan dan hasrat anak akan pemenuhan kebutuhan membaca buku.  Harapan yang sederhana, tetapi memang dibutuhkan pemikiran tentang berbagai solusi yang bisa ditempuh agar harapan ini tidak hanya berbentuk abstrak, tetapi menjadi hal yang konkret dan benar- benar bisa dilihat.

Buku adalah kebutuhan yang sangat mendasar bagi seorang anak. Buku adalah cara anak mulai mengenali dunia dan sekitarnya. Buku adalah pintu awal untuk anak mau dan mampu bermimpi. Maka sudah sewajarnya jika buku- buku ini kita sajikan dalam bentuk yang menarik kepada mereka, dengan cara yang memikat hati mereka. Menghadirkan buku- buku di ruang- ruang baca yang berwarna- warni dengan perabotan yang ramah anak. Menyediakan pustakawan yang sudah dibekali dengan pengetahuan tentang bagaimana seharusnya Perpustakaan ramah anak berjalan, dan tentu juga pemahaman kepada Bapak/Ibu guru di lingkungan sekolah tentang kegiatan- kegiatan yang bisa menghadirkan kecintaan anak terhadap buku. Ini semua menjadi hal yang penting bagi Taman Bacaan Pelangi.

Tampak perpustakaan salah satu sekolah di Sumba Barat Daya saat tim Taman Bacaan Pelangi melakukan survey
Salah satu sekolah yang di survey untuk pendirian Taman Baca di Sumba Barat Daya

Tetapi sebelum itu semua, hal terpenting dalam membuka sebuah Taman Baca adalah tentu pada proses pemilihan lokasi. Pemilihan sekolah di mana Taman Bacaan Pelangi akan berdiri. Ini adalah langkah awal yang sangat penting untuk keberlanjutan Taman Bacaan Pelangi ke depan. Taman Bacaan Pelangi sendiri tidak hanya sekedar melihat adanya ruang kosong di sekolah yang bisa disulap menjadi ruang perpustakaan ramah anak. Tetapi lebih dalam dari itu semua, faktor seperti keadaan di sekolah, kerja sama guru, keterlibatan komite juga menjadi poin penting yang mendasari penentuan lokasi untuk Taman Bacaan Pelangi.

Proses ini dilalui bukan tanpa sebab, tetapi dengan harapan bahwa Taman Bacaan yang kami dirikan sudah berada di tempat yang tepat dan berada di tangan yang tepat. Sehingga kami akan lebih fokus dalam program- program perpustakaan ramah anak, dan peningkatan kapasitas kepala sekolah, guru, ataupun pustakawan untuk mampu menjalankan perpustakaan ramah anak ini sebagaimana seharusnya.

Sekolah lain di Sumba Barat Daya yang di survey oleh Tim Taman Bacaan Pelangi

Saat ini Taman Bacaan Pelangi masih dalam tahap seleksi sekolah untuk pendirian Taman Bacaan di wilayah Sumba Barat Daya, selain Support dan Monitoring untuk Taman Bacaan yang sudah diresmikan. Semoga, banyak sekolah yang memang siap menerima kehadiran kami. Bukan dari materi ataupun tenaga. Tetapi kesiapan mereka untuk tetap mau menjaga dan merawat Taman-Taman Bacaan tersebut, meskipun kami sudah tidak disana. Amiin.

Satu taman bacaan, membuka jendela ratusan anak- anak dipelosok negeri. Semakin banyak Taman Baca yang kami dirikan, Semakin banyak jendela yang kami buka.  Satu langkah menuju Indonesia yang lebih baik.