Peresmian Perpustakaan di SDI Binawatu sebentar lagi akan dilaksanakan. Sepertinya akan menjadi salah satu hari yang bersejarah untuk SDI Binawatu. Betapa tidak, yang akan meresmikan perpustakaan tersebut adalah Bupati sumba tengah, yang meskipun di hari pelaksanaan diwakilkan oleh bapak asisten III karena beliau tiba- tiba harus berangkat ke Kupang. Tentunya ketika bupati atau jajarannya yang hadir, maka pasti dari Dinas pendidikan juga datang, dan juga dari Dinas Kearsipan dan perpustakaan. Kemudian akan mengikuti sampai tingkat bawah, dari camat, Kepala Desa, tokoh adat,dan pastinya orang tua murid. Selain itu, peresmian ini dihadiri juga oleh pihak INOVASI, dan pastinya tidak akan lengkap tanpa ada pihak dari Taman Bacaan Pelangi. Dalam hal ini langsung dihadiri oleh direktur Utama Taman Bacaan Pelangi, yaitu ibu Nila Tanzil. Tentu ini menjadi acara yang tidak main-main bagi sekolah.

Sebagai tuan rumah, SDI Binawatu mempersiapkan semuanya dengan sangat baik. Bagaimana Kepala Sekolah mondar-mandir hampir setiap hari dari Binawatu ke Anakalang, ataupun ke Waikabubak untuk menyiapkan segala sesuatunya. Tentu bukan perjalanan yang nyaman, mengingat jarak yang jauh dan kondisi jalan yang berlubang-lubang. Sungguh pengorbanan yang besar. Bahkan dua hari sebelum peresmian ibu kepala sekolah pulang dari Waikabubak ke Binawatu sekitar jam 9 malam, melewati hutan, jalan yang berlubang, dan pastinya tidak ada penerangan di tepi-tepi jalan. O iya, buat informasi bahwa di Binawatu listrik dari PLN belum masuk, dan juga jaringan telpon sangat susah. Itulah kenapa ibu Kepala Sekolah harus keluar untuk mempersiapkan segala hal tentang peresmian, seperti berkoordinasi dengan pihak Pemda, print surat undangan, dan yang lainnya.

Selain Kepala Sekolah, yang terlihat sangat antusias juga adalah sang pustakawan, Bapak Semuel Olla. Tentu, sebagai pustakawan yang menjadi tuan rumah dari Perpustakaan yang akan diresmikan merasa bertanggung jawab untuk persiapan Perpustakaan agar terlihat menyenangkan dan pastinya sudah sesuai dengan standar Taman Bacaan Pelangi. Di waktu makan siang, setelah acara peresmian selesai, Pak sam bercerita kepadaku bahwa kurang lebih selama tiga hari ini dia sampai malam di perpustakaan, menata buku, menempel poster ataupun hal- hal yang belum selesai. Terkadang dia sampai ketiduran di perpustakaan.

“Saya khawatir nanti kalau pas peresmian ada yang kurang pak” Ujar pak sam sembari menyendok nasi yang ada di piringnya.

Saya menanggapinya dengan tersenyum, lalu berkata:

“Pak sam luar biasa, pengorbanan pak Sam sudah terbayar, peresmiannya berjalan lancar dan perpustakaannya sudah sangat bagus pak”

Saya hanya bisa berkata seperti itu, tapi jauh di dalam hati saya kagum juga terharu, begitu besar pak sem menjiwai sebutan seorang “pustakawan”. Pekerjaan beliau memang adalah seorang pustakawan, tetapi jauh dari itu dia melakukan lebih dari hanya sekedar job desk seorang pustakawan.

Salah satu faktor terpenting dari Perpusatakaan adalah tentu bagaimana pustakawan yang ada di dalamnya. Jika sang pustakawan menjalankan tanggung jawabnya atas kesadaran sendiri, maka tentu anak- anak akan merasa nyaman di dalam perpustakaan. Dan ketika anak-anak merasa nyaman, mereka bisa menjadikan perpustakaan sebagai rumah kedua, yang pada akhirnya mereka akan mencintai buku, menjadikan buku sebagai teman, yang tanpanya mereka merasa ada yang hilang.

 

Satu perpustakaan resmi dibuka, dan semoga ini menjadi awal untuk anak- anak semakin berani bermimpi. Seperti tulisan di salah satu sisi dinding perpustakaan SDI Binawatu.

“Hari ini aku membaca, besok aku akan memimpin Sumba”

Asalkan kalian rajin membaca, saya yakin itu bisa menjadi nyata. Tidak hanya memimpin Sumba, kalian juga bisa memimpin Indonesia, bahkan bisa memimpin dunia. Jadi, membacalah, dan bersenang-senanglah dengan buku.

 

Upan Thamrin