Kalau mendengar kata ‘Sumba’, apa yang akan terlintas di kepala? Padang savana, deretan bukit yang seringkali berganti warna, rumah adat, atau kain tenunnya yang termasyhur itu? Sumba, dengan segala keelokan alam dan budaya memang punya daya tarik yang berbeda. Beruntungnya, tahun ini Taman Bacaan Pelangi mendaratkan kaki di tanah humba, Sumba Timur tepatnya.

Sejak bulan April, tim Taman Bacaan Pelangi mulai bekerja, berkolaborasi dengan Dinas Pendidikan Sumba Timur untuk mengembangkan tiga perpustakaan ramah anak. Berbagai proses pun dijalani, mulai dari seleksi sekolah yang akan menjadi mitra kerja dan penerima manfaat, pelatihan kepala sekolah, guru dan pustakawan, proses renovasi, hingga peresmian perpustakaan.

 

Pelatihan Kepala Sekolah, Guru dan Pustakawan

 

Ibu guru dan anak-anak juga ikut andil dalam renovasi
Pustakawan bersama para guru sedang menjenjangkan buku

 

Peresmian salah satu perpustakaan di Sumba Timur

Sekalipun lika-liku prosesnya tak bisa dibilang mudah, tapi rasa lelah pun enyah begitu melihat binar semangat anak-anak disertai tawa renyah. Selain kepala sekolah dan para guru, anak-anak lah yang paling antusias menyambut perpustakaan baru mereka. Sejak proses renovasi, mereka sudah tak sabar dan seringkali bertanya banyak hal, tentang buku apa saja yang akan tersedia di perpustakaan, tentang gambar apa saja yang akan dibubuhkan di dinding, hingga membahas kapan mereka boleh membaca di perputakaan. Lucu, ya!

Yay! Ini perpustakaan baru kami 🙂

Nah, berhubung sudah ada ‘pelangi’ di tanah Humba, jangan lupa masukkan gambaran tawa anak membaca dalam deretan imajimu ketika mendengar kata Sumba, ya 🙂