Perjalanan kali ini akan saya lanjutkan ke Pulau Buton di Sulawesi Tenggara. Pulau Buton akan menjadi pulau kedua yang akan saya injak di gugusan pulau Sulawesi bagian Tenggara ini. Saya akan menempuh waktu sekitar satu jam dari Makassar menuju Baubau. Baubau adalah kotamadya yang terletak di Pulau Buton.

Pemandangan dari atas. Indah banget!

Keesokan harinya, saya bersama dengan Pak Syukri dan Pak Hangkang berangkat bersama-sama menuju sekolah yang akan kami bantu untuk mendirikan perpustakaan ramah anak. Lumayan jauh juga. Kami memerlukan waktu sekitar dua setengah jam untuk tiba di sekolah pertama yaitu SDN 1 Labuan Diri. Oiya, di Pulau Buton ini kami akan mendirikan dua perpustakaan ramah anak. Sekolah kedua yang kami kunjungi hari itu adalah SDN 1 Sumber Sari. Kedua sekolah ini berjarak lima menit dengan menggunakan mobil.

SDN 1 Labuan Diri, Buton.

Salah satu hal yang unik yang saya temukan selama di perjalanan menuju kedua sekolah ini adalah hampir 94% sekolah dicat warna biru.

Perpustakaan SDN 1 Sumber Sari, Buton.

Saya pun berjumpa dan mengobrol dengan kepala sekolah, guru-guru, dan tentunya anak-anak murid. Mereka tersenyum sumringah, bahkan ada yang berteriak karena mendengar kalau mereka akan mendapatkan banyak buku cerita. Sekitar 1000 eksemplar buku cerita lohh!! Karena sudah kesiangan dari SDN 1 Labuan Diri, saya tidak sempat berjumpa dengan murid-murid di SDN 1 Sumber Sari.

Kedua sekolah ini memiliki kesamaan dengan hampir banyak sekolah dasar yang saya temui di sejumlah daerah di Indonesia Timur. Ruangan perpustakaan yang berantakan dan juga yang tidak dipakai sebagaimana fungsinya.

Perpustakaan SDN 1 Labuan Diri dirangkap jadi ruangan kelas
Perpustakaan di SDN 1 Sumber Sari

Cerita perkenalan dari Pulau Buton ini menjadi motivasi bagi saya untuk membantu mewujudkan mimpi anak-anak di sekolah untuk memiliki perpustakaan yang menyenangkan dan ramah anak. Iya, perpustakaan dan sekolah bisa menjadi rumah kedua bagi anak-anak kok, yang memberikan mereka kenyamanan dan membebaskan mereka menjadi diri sendiri.

Kedua perpustakaan yang kami bantu ini juga turut didukung olah Givaudan. Nanti, kami kabari berita baik berikutnya ya!

 

Baubau, 28.3.2018
Monik