Tahun ini merupakan salah satu tahun terbaik untuk Taman Bacaan Pelangi sebagai sebuah organisasi. Bagaimana tidak? Tahun ini akan semakin banyak perpustakaan ramah anak yang akan didirikan bagi anak-anak di penjuru pelosok Indonesia Timur, termasuk Papua. Yeay!!

 

Setelah beberapa bulan lalu kami membuka dua perpustakaan di Kabupaten Jayapura, sekarang kami bergerak menuju Kabupaten Sorong. Sebenarnya pemilihan kabupaten Sorong ini lebih ke karena kami sudah punya dua perpustakaan di Raja Ampat, jadi nanti ketika akan berkunjung ke Raja Ampat, bisa sekalian mengunjungi yang di Sorong juga. Sekali berjalan bisa mengunjungi beberapa perpustakaan sekaligus. Hehehe…

 

Ketika masih berada di Sentani, saya sudah terpikirkan untuk membuka perpustakaan di Kabupaten Sorong. Akan tetapi masalahnya adalah saya belum punya kenalan sama sekali di Kabupaten Sorong. Kemudian saya pun bercerita kepada Bapak James Modouw tentang rencana ini.

 

Yang terjadi kemudian adalah beliau menceritakan tentang kegiatan yang mengundang beberapa dinas pendidikan di Papua, termasuk dinas pendidikan Kabupaten Sorong di Sentani. Sungguh kebetulan yang bukan kebetulan, bukan?

 

Oh iya, Bapak James Modouw adalah mantan kepala dinas pendidikan Propinsi Papua. Beliau sekarang aktif sebagai staf ahli bidang pendidikan Papua di Kementrian Pendidikan. Jadi kalau mau becerita tentang Papua bisa langsung kontak beliau dan akan mendapatkan banyak perspektif. Sebagai seseorang yang masih muda, saya mendapatkan banyak perspektif baru mengenai Papua dari beliau ini. 

 

Nah, hari yang dinantikan pun tiba. Pak James memperkenalkan saya dengan Bapak Kefas, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sorong, Papua Barat. Setelah menceritakan mengenai rencana Taman Bacaan Pelangi, beliau sangat senang dan mengatakan siap mendukung program ini.

Bapak Kefas (Kanan)

Beliau juga merekomendasikan beberapa SD yang bisa didatangi untuk proses seleksi nanti. Wahh… tentu saya sangat senang sekali. Semesta menjawab kegalauan saya dengan mempertemukan orangnya langsung. Sungguh luar biasa! Saya pun menjanjikan akan bertemu dengan beliau di Sorong dan siap memulai petualangan baru.

 

Sekitar tanggal 31 Mei saya sudah berada di Sorong dan membuat janji dengan Bapak Kefas untuk bertemu di kantor beliau. Akan tetapi sampai beberapa hari saya belum mendapatkan jawaban. Akhirnya, saya pun mendatangi beliau langsung ke kantor, dan alhasil beliau tidak ada di tempat. Menurut penjelasan staf beliau sedang ada acara di alun-alun. Tanpa berpikir dua kali, saya langsung mendatangi alun-alun yang memang sangat ramai. Haha..

 

Untung saya masih mengingat wajah beliau sejak terakhir bertemu di Sentani. Saya pun sibuk mencari wajah beliau kesana kemari. Sampai saya akhirnya melihat wajah yang tidak asing. Iya itu beliau!! Saya pun menghampiri beliau.
“Bapak..masih ingat saya?”
“Waduhh… Monik?” (Setengah terkejut)

 

Ternyata hari itu juga sedang ada pertemuan kepala sekolah SD se-kabupaten Sorong di Hotel Handayani, tidak jauh dari alun-alun. Beliau langsung membawa saya ke sana untuk memperkenalkan program Taman Bacaan Pelangi. Sungguh kebetulan yang tidak biasa, bukan? 

Di Hotel Handayani, Bapak Kefas memberikan saya kesempatan untuk berbicara di hadapan puluhan kepala sekolah yang hadir siang itu. Beliau juga menyampaikan pesan kepada para kepala sekolah untuk menerima saya ketika nanti datang ke sekolah untuk berkunjung dan berdiskusi. Wahh… pertemuan ini sangat mempermudah langkah awal saya untuk proses seleksi SD. Saya senang sekali!!

Rapat Kepala Sekolah se-Kabupaten Sorong

Hari itu sungguh hari yang memang baik dan mujur bagi saya. Beberapa kepala sekolah pun menghampiri saya dan meminta untuk datang ke sekolah mereka. Mereka menerima program Taman Bacaan Pelangi dengan antusias. Sungguh luar biasa!

 

“Saya pikir tadi bule darimana. Seperti pernah lihat di Lensa Papua.”
Begitulah komentar salah satu kepala sekolah yang membuat saya tertawa dan yakin bahwa tiga perpustakaan baru Taman Bacaan Pelangi akan berada di Kabupaten Sorong, Papua Barat.

Sungguh hari yang baik!

 

Sorong, Juli 2017
Monik