Aku datang ke Pulau Neira untuk merelokasi perpustakaan Taman Bacaan Pelangi yang semula berada di sanggar Warna-Warni Kids dipindah ke Sekolah Dasar terdekat seiring dengan bergantinya konsep kerjasama dan pengelolaan Perpustakaan Taman Bacaan Pelangi. Walaupun berpindah visi kami tetap sama yaitu untuk menumbuhkan minat baca anak di Indonesia Timur.

SDN 2 Naira adalah mitra baru kami di Banda Naira, pada saat pertama kali aku datang ke sekolah ini aku sudah merasakan aura yang berbeda di sekolah ini. Sekolah ini siap untuk berubah, komitmen sekolah dan guru-guru untuk senantiasa berkembang terlihat dalam semangat mereka saat melakukan pelatihan, guru-guru selalu antusias dengan materi baru yang kami berikan. Pekerjaan selanjutnya adalah mempersiapkan ruangan perpustakaan.

SDN 2 Naira, Kecamatan Banda

Sebelum pelatihan kami sudah melakukan pertemuan dengan orang tua murid dan menjelaskan tentang rencana untuk merenovasi perpustakaan. Semua setuju untuk membantu pelaksanaan renovasi dan membagi tugas dan tanggung jawab. Bapak-bapak akan membantu pengecatan dinding luar dan dalam perpustakaan serta jendela dan pintu, ibu-ibu akan menyiapkan makanan dan minuman untuk konsumsi, dan ibu-ibu guru akan menyortir dan mendata buku-buku yang nantinya akan dipajang di perpustakaan sesuai dengan kriteria penjenjangan yang diperkenalkan oleh Taman Bacaan Pelangi.

Saking semangatnya para guru rela datang di hari libur Nyepi untuk membereskan perpustakaan agar  kerja bakti dapat segera dilakukan. Kesokan harinya kerja bakti pun dimulai, bapak-bapak mulai mengecat dinding dalam dengan cat dasar hijau kuning dan biru, untuk cat luar dipilih warna kuning dan hijau agar tampak megah dan berbeda dibanding bangunan sekolah lain yang berwarna putih. Selepas pengecatan cat dasar, Kak Iki salah satu warga sekitar sekolah mulai melukis dinding bagian dalam. Konsepnya adalah sekolah ingin menampilkan suasana khas banda neira di dalam perpustakaan, tak lupa juga untuk menuliskan kata-kata motivasi di dinding bagian atas.

Bapak-bapak mengecat jendela dan pintu perpustakaan

 

Bapak-bapak gotong royong mengecat perpustakaan

                      

Kak Iki mulai melukis dinding dalam perpustakaan 

   Ibu Guru sibuk menyortir, mendata dan menempelkan stiker jenjang pada buku

Proses pengecatan dinding beres selanjutnya adalah pemasangan karpet agar anak-anak lebih nyaman saat membaca di perpustakaan. Sayang sekali tidak ada yang menjual karpet bulu di Pulau Neira. Namun beruntung waktu itu ada Ibu Zahra salah seorang guru SD 2 Naira yang sedang berobat ke Ambon. Aku meminta dia membelikan karpet di Ambon dan segera kirim ke Banda Neira, untungnya masih sempat mengejar Kapal Cepat. Aku dan pak abi dengan penuh perjuangan membawa gulungan karpet 30 meter dengan lebar 2 meter ini ke sekolah dengan menggunakan motor, karena di pulau ini tidak ada mobil angkutan.

Tampak luar perpustakaan  setelah dicat

                             

Beberapa lukisan di dinding dalam Perpustakaan

Pembukaan Perpustakaan dilakukan secara sederhana, walaupun beberapa hari dan pagi itu Banda Neira diguyur hujan deras tak menyurutkan semangat anak-anak untuk tetap datang ke sekolah untuk melihat perpustakaan baru nya. Dimulai dengan pembukaan dan sambutan dari pihak sekolah, dilanjutkan dengan sambutan dariku sebagai perwakilan Taman Bacaan Pelangi, apresiasi dari Orang tua Murid, diakhiri dengan doa dan santapan bersama yang yang ternyata dibawa oleh orang tua murid. Sungguh suatu kebersamaan sederhana yang kurasakan di pagi itu. Selanjutnya hal yang paling dinantikan adalah anak-anak untuk menggunakan perpustakaan baru mereka.

Anak-anak begitu antusias dengan interior perpustakaan yang menarik, dinding yang penuh lukisan, rak buku yang berwarna warni, dan yang utama adalah koleksi buku yang banyak dan beragam. Mereka langsung mengambil buku dan mengambil posisi duduk masing-masing diatas karpet merah yang menutupi seluruh lantai perpustakaan. Ada yang duduk, ada yang menyender dinding ada pula yang membaca diatas meja. Namun sebelum membaca, pak abi sang kepala perpustakaan mengajarkan terlebih dahulu cara membuka buku yang baik bagi anak-anak. Bahkan ada orang tua murid yang malah keasyikan membaca buku di Perpustakaan Taman Baca Pelangi, karena menurutnya buku-buku yang ada ini bagus untuk anak dan memang sulit didapatkan di Banda Neira.

                          Anak-anak sibuk memilih buku di perpustakaan baru mereka

 

Anak-anak antusias membaca buku yang mereka ambil

Ibu Yuni, salah seorang orang tua murid sedang asyik membaca buku.

Aku selalu senang melihat anak-anak yang antusias dengan bacaan barunya dan beberapa bahkan membaca dengan suara cukup lantang walau masih terbata-bata karena mungkin kata-kata di buku baru ia temukan. Sebagian besar buku memang bukan buku baru dari penerbit, tapi buku bekas yang berasal dari donasi para relawan Taman Bacaan Pelangi di seluruh Indonesia. Tapi dimata anak-anak buku-buku bekas itu sangat menarik untuk dibaca karna di pelosok sini buku cerita anak masih menjadi barang langka bagi mereka. Dan dengan dibukanya perpustakaan Taman Bacaan Pelangi di SDN 2 Naira ini menandakan bahwa Pelangi berpendar kembali di Banda Neira.

Foto bersama di perpustakaan baru

Kabar perpustakaan baru SDN 2 Neira ini bahkan sampai ke pulau Seram, ada kepala sekolah yang tiba-tiba menghubungi pak abi untuk meminta berbicara denganku. Beliau ingin aku bisa datang ke sekolahnya untuk bisa mengembangkan perpustakaan sekolahnya. Namun sayang waktuku sudah habis di ambon dan ternyata beliau adalah Kepala Sekolah SMP yang memang belum menjadi target mitra Taman Bacaan Pelangi. Tapi aku apresisi usahanya untuk mengembangkan perpustakaan di sekolahnya dan usahanya untuk mencari tahu nomor kontak ku hingga harus telpon ke pak Abi.

Tiba saat nya aku harus kembali ke pulang ke Jakarta, tak terasa aku sudah 2 minggu lebih aku tinggal di banda Neira berinteraksi dengan masyarakat pulau ini, dan bekerja sama dengan guru-guru di SDN 2 Naira. Guru-guru ingin mengantarkanku ke pelabuhan namun sayang hari itu hari sekolah sehingga mereka tidak bisa meninggalkan kelas dan kapal berangkat jam 9 pagi, Pak uta dan Pak Abi yang mengantarkanku ke pelabuhan karna mereka bukan guru kelas. Dengan segala keramahan yang kudapatkan ada perasaan sedih dan ingin lebih lama tinggal disini namun aku harus pulang karena tugasku sudah selesai dan keluargaku menunggu di Jakarta. Selamat tinggal Banda Neira terima kasih atas sambutan dan pengalaman yang menyenangkan selama disana, kami titipkan Perpustakaan Taman Bacaan Pelangi disana semoga dapat menjadi inspirasi, manfaat dan gudang ilmu bagi anak-anak di pulau naira. Suatu saat nanti aku pasti berkunjung kembali ke sana…

 

Ahmad Reza..