Pagi itu, kamis, 20 April 2017, pukul 09.00 WITA  ketika saya tiba di SDN Lancang, suara musik dari sound system terdengar cukup kencang, tenda hijau bebentuk keong dan puluhan kursi plastik sudah terpasang dan berjajar rapi di depan perpustakaan TBPelangi di SDN Lancang.

Beberapa murid kelas IV sedang mengepel lantai halaman kelas, sebagian guru asik berbincang di bawah tenda, sebagian guru lainnya berbincang di ruang guru, dan sisanya masih mengajar di kelas masing-masing. Semua guru menggunakan seragam batik khas manggarai barat, indah sekali batiknya.!!^^

 

Hari itu semua tampak antusias menunggu kedatangan para panitia dan peserta Sesparlu angkatan 18. Sesparlu adalah sekolah pimpinan dan staf Kementerian Luar Negeri. Jadi, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia mengajak Taman Bacaan Pelangi untuk bekerja sama. Bertepatan dengan diadakannya Diklat Sesparlu Internasional Angkatan ke-18 di Labuan Bajo, maka ada kegiatan 1 hari dimana para peserta Sesparlu tersebut akan berkunjung ke salah satu perpustakaan para peserta Sesparlu 18 ini merupakan 10 Diplomat luar negeri dan 6 Diplomat asal Indonesia.

Pemberian Plakat Penghargaan kepada Sekolah SDN Lancang atas partisipasinya dalam rangkaian kegiatan Diklat Sesparlu, diberikan oleh Bpk Odo Manuhuru Direktur Sesparlu, kepada Ibu Ermelinda selaku Kepala Sekolah SDN Lancang

Setelah bertemu dengan Ibu Ermelinda, kepala sekolah SDN Lancang, untuk berbincang sekilas mengenai rundown kegiatan hari itu, saya langsung menuju ruangan kelas IV untuk menemui guru kelas dan meminta daftar anak kelas IV yang akan bergabung bersama para peserta Sesparlu di ruangan perpustakaan.

 

Ketika ditanya “siapa yang mau ikut di perpustakaan?” hampir semua anak mengangkat tangan ingin berpartisipasi pada kegiatan tersebut, sayang sekali ruangan perpustakaan hanya berukuran 7×8 sehingga, tidak memungkinkan untuk semua anak kelas IV yang berjumlah 42 anak tersebut ikut bergabung, sehingga, hanya 9 anak dari kelas IV-A dan 9 anak dari kelas IV-B saja yang dipilih.

Rombongan Peserta Diklat Sesparlu tiba

Melihat raut kecewa dari beberapa anak yang tidak dipilih gurunya untuk ikut bergabung di perpustakaan, saya mencoba berkomunikasi dengan semua anak kelas IV yang saat itu sedang berkumpul di ruangan di kelas IV-A. Saya sampaikan bahwa bapak-bapak dan ibu-ibu dari kementerian luar negeri tersebut juga akan mengunjungi kelas, jadi anak-anak yang tidak bisa bergabung di perpustakaan juga akan mempunyai kesempatan yang sama untuk berkenalan dengan mereka (peserta sesparlu).

Raut muka yang tadi sedih langsung berubah ceria kembali, betapa sederhananya bahagia mereka. Tak sampai disitu, saya meminta ijin pada guru kelas IV, untuk mengajak anak-anak kelas IV bermain di lapangan sambil menunggu kedatangan peserta sesparlu. Hal ini saya lakukan untuk menghibur anak-anak kelas IV yang tidak terpilih tadi.

Bapak Odo Manuhutu, Direktur Sesparlu Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia

Jarum jam sudah menunjukkan angka 10.15 peserta Sesparlu pun tiba. Wajah-wajah antusias para peserta Sesparlu membuat guru-guru dan siswa-siswa SDN Lancang semakin bersemangat dengan acara tersebut.

Mr Kay Sany Diplomat dari Kamboja sedang memberikan sambutan

Acara dimulai di dalam perpustakaan, yang dipandu oleh salah satu projek koordinator Taman Bacaan Pelangi, Kak Ebi. Kemudian langsung masuk ke dalam acara sambutan-sambutan yang disampaikan oleh Ibu Ermelinda, Kepala Sekolah SDN Lancang, Bapak Riaz Januar Putra Saehu (Astimpas – Australia), Mr. Say Kany (Diplomat asal Kamboja) perwakilan peserta diklat sesparlu, dan Riri, Projek Koordinator Taman Bacaan Pelangi yang mewakili Nila Tanzil, Pendiri Taman Bacaan Pelangi yang tidak sempat hadir pada acara tersebut.

Diplomat dari Myanmar sedang mendongeng

Setelah acara sambutan dan paparan mengenai Taman Bacaan Pelangi, acara dilanjutkan dengan sesi bercerita. Peserta Sesparlu dan siswa kelas IV dibagi menjadi 3 kelompok, masing-masing Peserta Sesparlu dalam kelompok kecil mengenalkan diri kepada para siswa, kemudian salah satu dari Diplomat asing mendongeng, sedangkan salah satu Diplomat dari Indonesia mengartikan cerita tersebut kepada para siswa.

Diplomat dari Papua Nugini dan Tiongkok mendongeng kepada para siswa

Waktu mendongeng pun telah usai, saatnya para peserta Sesparlu menyapa siswa-siswa kelas IV lainnya yang tidak sempat berkumpul di perpustakaan.

Diplomat dari Australia sedang mendongeng

Para Peserta dibagi menjadi 2 kelompok, sebagian mengisi kegiatan di kelas IV-A yaitu Diplomat asal Papua Nugini, Fiji, Tiongkok, dan Australia berbagi cerita dan pengalaman seru, dan sebagian lainnya berkesempatan untuk mengisi kegiatan bertukar pengalaman di kelas IV-B, yaitu Diplomat asal Myanmar, Kamboja, Laos dan Indonesia.

Memberitahukan letak negara dari peta

Para Diplomat asing bercerita mengenai pengalaman mereka bekerja sebagia Diplomat, mengenalkan kepada para siswa tentang tugas-tugas seorang Diplomat, syarat-syarat menjadi seorang Diplomat, dan tentu saja berbagi informasi mengenai negara mereka masing-masing, juga mengajarkan beberapa kata dalam bahasa negara masing-masing. Para siswa sangat senang dan antusias.

Berbagi ilmu, pengalaman dan motivasi

Setelah bertukar cerita di kelas masing-masing, semua guru, murid, panitia dan para peserta Sesparlu menikmati tarian “menanam jagung” dari siswa-siswa kelas IV.

Tarian menanam jagung
Tarian menanam jagung

Terima kasih kepada para Diplomat yang sudah berbagi cerita kepada para siswa di SDN Lancang, Kec Komodo Kab Manggarai Barat, Flores, NTT.

Peserta Diklat Sesparlu Internasional Angkatan 18 Taun 2007 bersama adik-adik kelas IV SDN Lancang, Komodo, Flores

Semoga suatu hari nanti ada siswa dari SDN Lancang yang juga bisa berhasil menjadi seorang Diplomat.

 

Labuan Bajo,

Dewi Analis