Setelah menyelesaikan pelatihan pengelolaan perpustakaan dan kegiatan membaca, kepala sekolah dan juga para guru di SDN Pulau Komodo bersiap untuk kerja bakti melukis perpustakaan. Kepala sekolah dan para guru sudah menyiapkan konsep seperti apa lukisan yang ada di dalam perpustakaan yaitu gambaran dari pulau komodo  dan komodo sebagai simbol masyarakat Pulau Komodo. Saya mengajak salah seorang seniman asli Manggarai Barat untuk melukis di perpustakaan SDN Pulau Komodo. Kak zakeus panggilannya, dia adalah alumni seni lukis dari Institut Seni Indonesia di Bantul, Yogyakarta. Kecintaannya pada seni membawa dia untuk menginisiasi festival seni pertama di Labuan Bajo yaitu “Labuan Bajo Art Festival”. Dia juga mendirikan “Lontart Gallery” yaitu sebuah komunitas yang memberikan kursus melukis gratis kepada anak-anak di Labuan Bajo.

Zakeus sedang melukis komodo dengan latar belakang rumah penduduk.

Kepala sekolah, masyarakat dan para guru saling bergotong royong untuk menyelesaikan lukisan di perpustakaan. “Kalau perpustakaan nya begini, anak-anak pasti betah untuk berlama-lama membaca” tutur Sukiman guru kelas 6. Salah satu wujud dari perpustakaan ramah anak adalah kondisi ruangan perpustakaan yang menyenangkan dan berwarna-warni tidak seperti ruang kelas pada umumnya.

Semua warga sekolah ikut ambil bagian untuk merenovasi perpustakaan

 

Lukisan dalam perpustakaan ini menggambarkan tentang manusia dan komodo yang hidup saling berdampingan.

Energi semangat di SDN Pulau Komodo begitu besar. Selesai melukis ruang perpustakaan, kepala sekolah, guru dan anak-anak menata ruang perpustakaan agar terlihat nyaman dan indah. Kemudian, mereka bersama-sama menjenjangkan buku sesuai dengan tingkat kemampuan membaca anak-anak. SDN Pulau Komodo mempunyai koleksi buku mencapai ribuan eksemplar namun sayang selama ini tidak berfungsi maksimal sebagai bahan bacaan untuk anak-anak. “Pelatihan pengelolaan perpustakaan dari Taman Bacaan Pelangi sangat bermanfaat sehingga kami bisa mengerti bagaimana penjenjangan buku” tutur kepala sekolah. Selama beberapa hari mereka bersama-sama menyelesaikan penjenjangan buku.

Warga sekolah dan anak-anak bersama-sama menata kembali ruang perpustakaan

 

Bersama-sama menjenjangkan buku

Sebelum perpustakaan remi dibuka, salah seorang guru menghampiri saya dan berkata “Pak, ini adalah hasil kerja kita bersama-sama dan sungguh luar biasa”. Kepala sekolah, pustakawan dan para guru sedang sibuk memeriksa perpustakaan sebelum hari pembukaan tiba. Mereka ingin memastikan jika semua prosedur  untuk menciptakan perpustakaan ramah anak telah dilakukan.

Wajah baru perpustakaan SDN Pulau Komodo

 

Hari ini adalah untuk pertama kalinya anak-anak di SDN Pulau Komodo bisa menikmati buku-buku bacaan berkualitas dengan suasana perpustakaan yang ceria serta menyenangkan. Kepala sekolah secara resmi membuka perpustakaan ini. Suasana pecah dan riuh dengan anak-anak yang sudah tidak sabar untuk memasuki perpustakaan dan memulai untuk menjelajah dunia lewat buku. Tidak lupa pustakawan dan para guru juga mengajari peraturan perpustakaan kepada anak-anak.

Berfoto bersama sebelum memasuki perpustakaan

 

Anak – anak sedang serius membaca di dalam perpustakaan

 

Membaca itu sangat menyenangkan

Di tangan anak-anak inilah keberlangsungan hidup naga komodo bisa dipertahankan di masa depan. Berbagi melalui literasi adalah salah satu cara dari Taman Bacaan Pelangi untuk ikut ambil bagian di dalamnya. Semoga dengan membaca wawasan mereka bisa semakin terbuka. Salam Literasi!.

 

Wicaksono

Pulau Komodo