Pulau Messah terletak tidak jauh dari ujung barat daratan Flores, Labuan Bajo. Kapal penumpang Labuan Bajo – Pulau Messah pun beroperasi setiap hari. Pada Kamis, 16 Maret 2017 saya bersama Dewi sudah siap berangkat menuju Pulau Messah dari dermaga Tempat Pelelangan Ikan di Labuan Bajo.

Sekitar pukul 12 siang, kapal berangkat dan menempuh satu jam perjalanan menuju pulau kecil dengan penduduk cukup padat ini. Pada tanggal 17 dan 18 Maret, para guru dan kepala SDN Pulau Messah dijadwalkan mengikuti pelatihan pengelolaan perpustakaan dan jam kunjung perpustakaan.

Dermaga Cinta di Pulau Messah

Sekitar jam 1 kami tiba di dermaga cinta di Pulau Messah. Rasanya seperti disambut dengan cinta. Kami tidak perlu khawatir akan barang bawaan kami, banyak yang bersedia membantu di sini. Terima kasih banyak!

Sesampai di rumah kepala SDN P. Messah, Bapak Saiful, saya tertarik melihat anak-anak yang sedang bermain catur. Saya hampiri mereka. Ternyata di bagian lain di sekolah, masih ada permainan bola voli, bulutangkis, sepak takraw dan lempar lembing. Ada apa ini???

Pertandingan Catur
Lapangan Dipenuhi Atlet SDN P Messah

Oh! Ternyata minggu depan mereka akan mengikuti O2SN di Pulau Komodo. Pantas saja sekolah ramai dengan berbagai cabang olahraga begini. Dan dengan penuh percaya diri, saya mengiyakan tawaran anak-anak ini untuk bermain voli dan bulutangkis.

Ditantang Atlet Bulutangkis, Kenapa Tidak?

Saat itu, saya lupa saya sudah lama tidak berolahraga. Saya juga tiba-tiba melupakan pentingnya menyimpan tenaga untuk pelatihan dua hari ke depan. Ajakan mereka terlalu menggiurkan.

Hari Jumat, hari pertama pelatihan, saya bangun tidur dengan pergelangan tangan yang sedikit pegal. “Pasti ini karena olahraga dadakan kemarin,” pikir saya saat itu. Tapi saya tetap harus melakukan pelatihan ini, karena memang ini tujuan utama kami ada di sini.

Pelatihan dilakukan di perpustakaan, dan karena pelatihan ini menitikberatkan pada partisipasi aktif peserta, peserta lah yang banyak beraktivitas. Pelatihan pun dibuat lebih mudah karena peserta dapat langsung praktik saat itu juga, misalnya dalam menata ruangan dan penjenjangan buku di perpustakaan.

Serius Berdiskusi

Entah tidak belajar dari pengalaman atau memang ajakan anak-anak terlalu menggiurkan, setelah pelatihan pertama, kami bersama-sama ke bukit dan melihat seantero pulau Messah dari puncak tertinggi.

“Tour Guide” Bukit Messah

Pulang dari bukit, kini giliran kedua kaki yang terasa pegal. Dengan keyakinan tinggi, saya tidak menghiraukan rasa sakit itu dan bersiap untuk pelatihan hari kedua esok hari.

Pelatihan di hari kedua diisi banyak praktik untuk kegiatan membaca. Senangnya, para guru tampak menikmati praktik kegiatan yang bisa dilakukan di jam kunjung perpustakaan ini. Rasa sakit di tangan dan kaki? Tak muncul sama sekali! 😀

Horeeee!!!
Praktik Membaca Lantang

Pelatihan ditutup dengan keriaan dalam praktik yang dilakukan para peserta. Selesai kegiatan, saya bergegas ke dermaga untuk mandi di laut. Ternyata, sore itu sudah melewati jam anak-anak mandi. Mereka tidak bersedia untuk mandi lagi karena memang jadwal mandi mereka adalah siang. Mungkin mereka takut dimarahi orang tua mereka jika pulang dalam keadaan basah padahal itu sudah menunjukkan jam 5 sore.

Untungnya, ada sejumlah siswa SMP yang bersedia berenang di laut bersama kami. Hampir saja kami tidak jadi masuk ke air laut.

Mandi di Laut

Rasanya banyak sekali aktivitas yang dilakukan di Pulau Messah dalam waktu singkat tersebut, tapi rasanya masih ingin melakukan banyak hal lagi. Memang sepertinya rasa lelah tidak ada di Pulau Messah. Semua hal terlalu menggiurkan untuk dilewatkan!

 

Mahrita