Kecamatan Alas merupakan salah satu kecamatan terbesar di kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Setelah membuka dua perpustakaan di Sumbawa Besar, kami menemukan dua sekolah yang berpotensi untuk bekerja sama dalam membuka perpustakaan anak-anak di Alas.

 

Saya membutuhkan waktu sekitar dua jam menggunakan motor untuk menjangkau Alas. Pemandangan yang menakjubkan selama perjalanan membuat saya tidak pernah bosan dan lelah. Bahkan, kadang-kadang saya memilih untuk pulang-pergi di hari yang sama hanya untuk menikmati perjalanan dan pemandangan melalui jalan trans Sumbawa itu. Bisa dibayangkan kenikmatan yang saya rasakan selama perjalanan. Tidak jarang Karena saya naik motor sendirian, saya mengobrol dengan diri saya sendiri. Hahah..

 

Kalau mau bekerja dengan mudah sebenarnya saya memiliki pilihan untuk membuka dua perpustakaan lainnya di Sumbawa Besar saja, supaya berdekatan dengan perpustakaan yang sudah ada sebelumnya. Akan tetapi saya tidak melakukannya. Dalam perjalanan proses ini pun saya belajar untuk memilih dan membuat keputusan. Pada akhirnya saya memilih untuk mengambil pilihan sulit tersebut. Kadang-kadang saya juga berpikir kalau Semesta juga mengarahkan saya mengambil pilihan yang lebih menantang ini.

 

Pertemuan saya dengan Bapak Yusuf, kepala sekolah SDN 9 Alas pun tidak lepas dari kebetulan-kebetulan yang aneh. Atau lebih tepatnya saya mau katakan itu sebagai sinkronisitas oleh Semesta. Ibu Rita, kepala sekolah SDN Nijang yang selama kurang lebih dua bulan pun tidak lepas dari kerepotan yang saya buat memperkenalkan dengan beliau.

img_2315

Kalian pernah tidak merasakan ketika bertemu seseorang untuk pertama kali kemudian tiba-tiba kalian merasakan bahwa ada utang yang harus kalian bayar? Aneh sih. Tapi itu yang saya rasakan terhadap Bapak Yusuf setelah pertemuan pertama kami.

 

Setelah pertemuan tersebut saya langsung menindaklanjuti rencana kerja sama itu dengan berkunjung dan survey sekolah di Alas. Dan hasilnya tidak mengecewakan. Saya semakin yakin bahwa perpustakaan ketiga di Sumbawa ini akan dibuka di sekolah beliau.

 

Pertemuan demi pertemuan, diskusi demi diskusi, debat demi debat, bahkan jamuan makan ke jamuan makan lainnya pun berakhir dengan baik. Dua sekolah telah diputuskan untuk diajak kerja sama, yaitu SDN 9 dan SDN 4 Alas.

 

Dalam proses mendirikan perpustakaan di kedua sekolah ini pun tidak selalu berjalan mulus. Ada saja tantangan yang menghadang, akan tetapi berkat komunikasi yang lancar dan strategi-strategi konyol, kami bisa melalui segala tantangan tersebut.

 

Relasi yang terjalin di antara kami pun bukan selagi relasi professional semata. Kami telah menjadi keluarga. Bisa dibayangkan setiap kali ke Alas saya punya banyak pilihan rumah yang bisa saya singgahi untuk makan maupun tidur. Mereka selalu membuka pintu rumah mereka selebar-lebarnya.

 

Dalam mempersiapkan perpustakaan ramah anak di kedua sekolah tersebut, kami juga mengadakan pelatihan mengenai manajemen perpustakaan dan kegiatan membaca kepada guru-guru di sekolah. Semangat mereka untuk menciptakan suasana yang nyaman dan menyenangkan membuat saya semakin antusias dalam berbagi pengalaman dengan mereka.

Guru-guru tertawa bersama saat praktik kegiatan Membaca Lantang
Guru-guru tertawa bersama saat praktik kegiatan Membaca Lantang
Berfoto bersama guru-guru SDN 4 Alas
Berfoto bersama guru-guru SDN 4 Alas

Perbincangan saya dengan Bapak Dede Gusman, Ketua Yayasan Semesta yang juga menjadi pundukung utama kedua perpustakaan ini masih saya aminkan sampai sekarang. Yaitu, kunci keberhasilan program perpustakaan ramah anak ini berada di tangan guru-guru di sekolah. Oleh Karena itu, selain mempersiapkan mereka dengan bekal pengetahuan dan informasi, kita pun harus mampu menyemangati mereka untuk mengerjakan tugas mulia mereka.

 

Mudah-mudahan dengan rencana Taman Bacaan Pelangi di masa mendatang kami bisa memberikan fasilitas dan bentuk pendampingan berkualitas kepada guru-guru yang tersebar di lokasi perpustakaan.

 

Anak-anak yang saya temui di sekolah pun tidak luput dari perhatian saya. Selama proses mendirikan perpustakaan, anak-anak telah menjadi teman dan sahabat bagi saya. Ahhh… setiap kali sampai di sekolah mereka menyapa dengan senyuman khas dan kerlingan mata. Ingin rasanya memeluk mereka satu-persatu. Iya, saya tidak lupa untuk memeluk mereka setiap kali bertemu dan berpisah.

Beberapa murid SDN 9 Alas sedang asyik di perpustakaan
Beberapa murid SDN 9 Alas sedang asyik di perpustakaan

Pada hari yang cerah di tanggal 10 Desember 2016 kedua perpustakaan ini pun resmi dibuka. Bapak Dede Gusman hadir meresmikan kedua perpustakaan. Perpustakaan ke-41 di SDN 9 Alas dank e-42 di SDN 4 Alas. Kedua sekolah bekerja sama untuk mempersiapkan perayaan yang sangat menyenangkan. Tidak lupa mereka juga menyediakan makanan khas Sumbawa seperti sepat, singang, pelu, dan masih banyak lainnya.

Bapak Dede Gusman, ketua Yayasan Semesta hadir saat peresmian
Bapak Dede Gusman, ketua Yayasan Semesta hadir saat peresmian
Foto Bersama! ;)
Foto Bersama! 😉

Anak-anak pun ambil bagian dalam hari yang menyenangkan itu. Semua orang bergembira. Saya juga yakin kalau Semesta pun turut merayakan, apalagi saya. Sungguh hari yang baik. Bukan saja karena semua bisa tertawa senang dan bangga dengan perpustakaan baru mereka, tapi juga karena utang telah saya bayar lunas. Iya, utang saya sudah lunas.

 

Anak-anak SDN 4 mempersembahkan tarian khas Sumbawa
Anak-anak SDN 4 mempersembahkan tarian khas Sumbawa
Penyambutan tamu khas Sumbawa oleh anak-anak SDN 4 Alas
Penyambutan tamu khas Sumbawa oleh anak-anak SDN 4 Alas
Dua orang murid kelas V sedang membacakan pidato bahasa Inggris! ;)
Dua orang murid kelas V SDN 9 Alas sedang membacakan pidato bahasa Inggris! 😉

 

Sumbawa, Desember 2016

Monik