Bagaimana jadinya kalau anak-anak Indonesia masih banyak yang belum merasakan nikmatnya membaca?

 

Beberapa waktu lalu saya berkunjung ke perpustakaan Taman Bacaan Pelangi di Pulau Komodo, Flores. Saya membawa dua kardus buku cerita yang akan menambah koleksi bacaan mereka di sana. Seperti biasa, reaksi mereka sangat senang. Mata mereka berkilau gembira ketika membuka lembar demi lembar halaman buku yang saya berikan.

image (4)

Beberapa di antara mereka masih berada di kelas TK/PAUD, jadi mereka hanya bisa menikmati gambar demi gambar yang penuh warna.
Hal yang mengejutkan saya adalah anak-anak yang duduk di kelas besar, yaitu kelas IV, V, dan VI masih ada yang belum bisa membaca. Ada murid kelas IV yang belum mengenal huruf, murid kelas V yang masih mengeja, dan kelas VI yang belum mampu menggabungkan huruf demi huruf.

image (16)

Kalau temuan lapangan ini saya ceritakan ke banyak orang, mungkin mereka akan maklum. “Tenang, Mon. Masih banyak anak-anak Indonesia yang tidak mengenal huruf. Yang ada di Komodo itu belum apa-apa.” Saya hanya membayangkan jawaban-jawaban tersebut akan diperdengarkan kepada saya.

 

Hari ini di peringatan kemerdekaan Indonesia yang ke-70, kita diingatkan kembali mengenai arti pentingnya merdeka. Anak-anak Indonesia mungkin belum sepenuhnya merasakan kemerdekaan itu. Mereka belum merdeka dari buta huruf.

 

Semoga anak-anak Indonesia merdeka untuk sekolah.
Merdeka untuk belajar!
Merdeka untuk bermain!

 

Flores, 17 Agustus 2015
Monik